Pengelolaan Sampah Terbentur Anggaran

Pengelolaan Sampah Terbentur Anggaran

*Kepala DKP Akui Belum Maksimal Kelola Sampah CIREBON- Bau tidak sedap dari tempat pembuangan akhir (TPA) Kopiluhur yang menyebar hingga wilayah Kalijaga, ditanggapi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon, Sumanto. Dia mengaku bau dari TPA Kopiluhur menjadi permasalahan yang sejak dahulu belum selesai. Dirinya mengaku untuk menyelesaikan problem ini cukup sulit dan membutuhkan anggaran yang besar. \"Ini dari zaman dulu. Tidak hanya hari ini, tapi ke depan juga akan sulit selesai,\" tuturnya. Dijelaskan, permasalahan bau tidak sedap yang muncul sebenarnya bisa selesai dengan sanitary renfill. Sanitary renfill adalah konsep pengelolaan sampah yang tersistem. Di mana sampah dimusnahkan di dalam tanah sehingga tak akan menyebar dan mengotori lingkungan. Namun sayangnya, lanjut Sumanto, untuk memiliki sanitary renfill membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Bukan lagi ratusan juta atau beberapa miliar, melainkan puluhan hingga ratusan miliar. \"Sekarang ini baru sebatas control renfill. Terus terang saya minta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat pengelolaan sampah yang kurang maksimal. Tapi selama ini kami berupaya maksimal,\" tuturnya. Selain sanitary renfill, lanjut Sumanto, cara lainnya adalah dengan melakukan pengurugan setiap kali sampah dibawa ke TPA. Namun, bila langkah tersebut yang diambil, dana yang dibutuhkan cukup besar. Termasuk juga pihaknya akan kesulitan mencari tanah untuk melakukan pengurugan. \"Karena aturannya kan tidak boleh ada galian C. Otomatis harus beli ke luar. Dan ini juga bujetnya akan banyak,\" tuturnya. Selama ini, upaya yang sudah dilakukan adalah dengan melakukan penanaman pohon di sekitar TPA Kopiluhur. Dengan harapan TPA Kopiluhur juga bisa menjadi TPA terbuka hijau. Sekitar 350 pohon sudah ditanam di sekitar TPA Kopiluhur. \"Memang manfaatnya tidak bisa langsung dirasakan, tapi seiring dengan berjalannya waktu, nanti pohon-pohon itu kan setidaknya bisa membantu mengurangi bau tidak sedap yang muncul,\" tuturnya. Selain itu, dalam waktu dekat ini, pihaknya juga akan melakukan pemagaran terhadap TPA Kopiluhur. Namun lagi-lagi, karena terbatasnya anggaran, pemagaran tidak bisa menyeluruh. \"Sekitar Juli akan dipagar bagian depannya. Tapi memang tidak bisa tuntas karena anggarannya minim,\" lanjutnya. Selain itu, pihaknya juga akan mencoba memberlakukan TPS tertutup. Sehingga, bau tidak sedap dari TPS yang ada di sekitar masyarakat tidak menyebar dan mengganggu aktivitas masyarakat. \"Paling hanya sekitar itu yang bisa kami kerjakan. Karena kembali lagi semuanya kembali ke anggaran,\" lanjutnya. Maka dari itu, dirinya berharap turut serta semua pihak untuk membantu dalam hal pengelolaan sampah. Tidak hanya DKP, tetapi juga instansi lain, termasuk juga turut masyarakat untuk membantu mewujudkan pengelolaan sampah selesai di tingkat RW. \"Karena ingat, kapasitas TPA Kopiluhur ini sebentar lagi akan penuh. Saya harap masyarakat juga sadar untuk melakukan pemilahan sampah. Atau masyarakat juga mulai mengaktifkan bank sampah,\" tukasnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: