Warga Kuningan Belajar Olah Pisang

Warga Kuningan Belajar Olah Pisang

MAJALENGKA – Sebanyak 40 orang dari dua koperasi perempuan di Kabupaten Kuningan belajar cara mengolah pisang ke Ibu Popon di Kelurahan Cijati, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Minggu (17/7). Program pelatihan yang digagas Yayasan Aspirasi Muslimah Indonesia (Yasminah) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia itu dihadiri Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, Ir Chairul Rachman MM bersama istrinya Ir Sri Wulan MSi. Ketua Yasminah, Ir Iis Istiqomah melalui Koordinator Kabupaten Kuningan, Sutami menyebutkan, dua koperasi  yang mengikuti pelatihan adalah Koperasi Amanah Desa Sukarapih, Kecamatan Cibeureum dan Kelompok Karya Bunda Mandiri Desa Luragungtonggoh, Kecamatan Luragung.  Pelatihan ini kerja sama dengan LSM Setpa, non government organization (NGO) dari Amerika Serikat dalam rangka pemberdayaan kaum perempuan. “Program pelatihan ini dimaksudkan untuk mengangkat dan menumbuhkan koperasi perempuan. Para peserta mengikuti pelatihan di Ibu Popon dalam mengolah pisang,” kata Sutami kepada Radar. Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Kementerian Pertanian, Ir Chairul Rachman MM menyebutkan, pihaknya sejak awal terus memberikan perhatian dan bantuan bagi  Ibu Popon. Ada sekitar 40 ribu kelompok tani di tanah air. Hanya saja pihaknya memberikan prioritas kepada kelompok unggulan dan terus mengalami perkembangan. Dikatakan, kelompok usaha yang dilakukan Ibu Popon terus menunjukkan peningkatan dan kemajuan. Karena itu, program pengembangkan kewirausaan kaum perempuan juga diarahkan untuk dilatih di Ibu Popon. “Semakin ilmu digunakan, akan semakin  bertambah manfaatnya. Bila bahan makanan diolah menjadi lebih baik, maka akan memberikan nilai yang lebih tinggi pula,” kata dia. Diakui, hanya sekitar 500 kelompok tani saja dari 40 ribu yang mendapatkan prioritas pengembangan. “Lebih baik sedikit kelompok tani yang dikembangkan, tapi bisa langsung menyentuh ke masyarakat, ya seperti Ibu Popon ini,” tutur Chairul. Sementara itu, Pemilik Toko Ibu Popon, Popon Suhaemah menyatakan terbuka untuk berbagi ilmu kepada orang lain. Bahkan dengan ada kelompok binaannya di Kuningan, target untuk memenuhi pesanan kripik pisang bisa terpenuhi. Saat ini, pesanan kripik pisang saja mencapai 2 kuintal, sedangkan baru terpenuhi 1 kuintal per bulan. Belum lagi pesanan ke Jakarta untuk jenis kripik pisang mencapai 5 kuintal. Apalagi menjelang Ramadan, pesanan untuk berbagai jenis kripik dan dodol semakin meningkat.  “Kami sudah kerja sama dengan Jogya Depertement Store, Carrefour, dan rest area,” katanya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: