Pengamat Menilai Deutsche Bank Tendensius

Pengamat Menilai Deutsche Bank Tendensius

JAKARTA - Serangan negatif terhadap pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terus terjadi tiap harinya. Kali ini bank asing asal Jerman, Deutsche Bank yang mensinyalir sejumlah investor asing akan menjual asetnya di Indonesia jika Prabowo Subianto menjadi Presiden. Menurut pengamat ekonomi Reza Priyambada, pernyataan lembaga asing itu terlalu berlebihan dan tendensius. “Lebay jika sebuah lembaga menilai perekonomian Indonesia seperti itu,” Kata Reza dalam rilisnya yang diterima Indopos (Radar Cirebon Group), kemarin (12/6). Kepala Riset Trust Securities ini mengatakan pernyataan tersebut kurang kuat jika dijadikan pertimbangan sebagai outlook. Untuk menilai kepemimpinan, katanya, adalah dengan melihat langsung ke program. “Lihat apa-apa saja programnya, dan mana yang lebih aplikatif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Aplikatif, bukan hanya bagus di atas kertas, tapi bisa dilaksanakan dengan baik. Program bisa menggambarkan bagaimana kepemimpinan calon presiden kelak,” terangnya. Secara ketokohan, Reza mengatakan saat ini Prabowo mendapat serangan bertubi-tubi yang berusaha menjatuhkan. Dia menjelaskan sejatinya serangan-serangan tersebut bisa dimanfaatkan oleh tim Prabowo untuk meluruskan semuannya. Agar tidak ada lagi salah kaprah yang terjadi di masyarakat. “Serangan yang bertubi-tubi ini adalah kesempatan emas bagi Prabowo untuk menunjukkan hal-hal yang selama ini ditudingkan kearahnya,” kata Reza. Reza mengatakan saat ini fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Dengan sumber daya manusia yang besar. “Ekonomi kita ditopang konsumsi yang kuat karena SDM di Indonesia sangat besar,” kata dia. Selain itu Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Hanya, sampai saat ini SDA tersebut lebih banyak dinikmati asing. Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Indonesia Strategis, Bobby Maengkom. Menurutnya, pernyataan Deutcshe Bank itu sebagai bukti bahwa demokrasi di negeri ini masih ada campur tangan pihak asing. “Saya curiga pihak lawan dari Prabowo merupakan agen asing, sehingga harus di-endorse oleh Deutsche Bank,” kata Bobby Maengkom. Dia menduga rilis Deutsche Bank tersebut tak lepas dari ulah atau dorongan pengusaha Sofyan Wanandi yang merupakan penasihat dari lembaga asing tersebut. “Kita semua tahu posisi Sofyan Wanandi masuk dalam pendukung Jokowi-JK,” ujarnya. Lebih jauh lagi dalam ekonomi global seperti saat ini, menurut Bobby siapa pun yang menang, tidak akan bisa lepas dari pasar dunia. Pembedanya adalah setiap pemerintahan melakukan pendekatan sesuai dengan visi masing-masing presiden. (dil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: