Pelaku Rencanakan 4 Kali Pembunuhan

Pelaku Rencanakan 4 Kali Pembunuhan

*Elza yang Keempat, Tiga Kali Gagal CIREBON - Fakta baru mengenai pelaku pembunuhan Elza Natalia (36), kembali terungkap. Para pelaku, yakni AL dan LS rupanya sempat merencanakan pembunuhan terhadap sejumlah pihak. Namun, rencana pembunuhan tersebut baru berhasil saat AL dan LS melakukan eksekusi terhadap Elza. Berdasarkan sumber koran ini di kepolisian, AL dan LS sebelumnya hendak membunuh orang asing asal Turki di Stadion Bima beberapa minggu lalu. Rencana pembunuhan tersebut akan dilakukan saat korban yang hendak menggunakan “jasa” LS, sementara AL nanti bertindak sebagai mamih atau germo. Rencananya, AL dan LS akan mencekik korban dengan menggunakan tali kemudian menusuk leher dengan benda tajam. Namun sayangnya, aksi tersebut gagal, lantaran orang asing tersebut berperawakan besar dan sudah curiga dengan tingkah LS dan AL. Tak lama setelah gagal membunuh orang asing, AL dan LS kembali merencanakan pembunuhan. Mereka mencoba membunuh salah satu pemilik rumah makan di Jl Wahidin, dengan modus yang sama. Namun sayangnya, si pemilik rumah makan itu tidak tertarik untuk menggunakan \'jasa\' LS. Akhirnya, pembunuhan kedua gagal. Tak berhenti sampai di situ, AL dan LS akhirnya mencoba menghubungi mantan LS untuk melakukan pertemuan. Rencananya pun sama, mereka berdua akan mengambil uang dari mantan LS kemudian melakukan pembunuhan. Namun lagi-lagi gagal. Akhirnya, AL dan LS berusaha mencari korban baru. Hingga akhirnya, LS menemukan kontak Elza di handphone AL yang diberi mana Cici El. Akhirnya, rencana pembunuhan Elza pun mulai dijalankan. \"Tiga kali sempat gagal. Jadi memang pelaku ini sebelum membunuh Elza sudah sempat merencanakan pembunuhan lainnya,\" ujar salah satu sumber Radar. Sementara itu, adik kandung Elza Natalia, Frangky Yohanes mengatakan, Elza sudah mulai dihubungi oleh AL sejak Sabtu (7/6). Namun Elza tidak bisa menemui AL lantaran dirinya sedang berada di Jakarta. \"Bahkan Elza ini sudah membuat ilustrasi asuransi untuk AL dan LK,\" tuturnya di kediamannya. Pada hari kejadian pembunuhan, Elza sempat mengajak AL untuk bertemu di salah satu pusat perbelanjaan di Cipto. Namun AL tidak mau. AL meminta Elza untuk menemuinya di mobil. \"Entah bagaimana Elza ini akhirnya ke kosannya,\" tuturnya. Di kosan yang menjadi tempat pembunuhan, Elza sempat menjelaskan mengenai produk asuransi tempat dia bekerja. Tak lama, AL dengan menggunakan tas kulit mencekik Elza. Sementara LK memegangi bagian tubuh dan kaki. LS sendiri menyekap wajah Elza menggunakan bantal dan menduduki bantal tersebut. \"Saat itu Timothy tidak di dalam kosan. Dia sedang menonton TV bersama dengan pengelola kos,\" tuturnya. AL, LS dan LK sempat melakukan pengecekan terhadap Elza setelah sekian lama penyekapan dilakukan. Namun saat mengetahui Elza masih bernafas meski dalam kondisi sekarat, LS akhirnya kembali menyekap Elza. Kejadian ini terus berulang hingga empat kali. \"Karena awalnya, Elza ini ditawari minum tidak mau. Disuruh makan tidak mau. Padahal AL sudah mencampuri obat bius dan obat lainnya agar Elza hanya pingsan,\" tuturnya. Setelah empat kali disekap dengan bantal dan diduduki oleh LS, Elza pun akhirnya sekarat. Hidungnya patah, dan darah keluar dari lubang telinganya. Melihat korban sudah sekarat, AL kini \'menangani\' Timothy. \"Mothy ini sempat mau masuk ke kamar kos saat ibunya sedang disekap, tapi ternyata AL langsung dengan sigap membuka dan membawa Mothy ke minimarket,\" lanjut pria yang biasa disapa Ipang ini. Berdasarkan data yang diperoleh Ipang, selama Mothy dibawa ke minimarket, LS dan LK membersihkan bukti pembunuhan dan bercak darah yang ada. Elza yang sudah tak sadarkan diri itu pun diikat dengan tali dan bedcover, sehingga hanya bagian wajah yang nampak. \"Setelah Mothy dibawa pulang ke kosan, alasannya mamahnya pingsan. Setelah itu tidak lama, akhirnya Mothy dibawa ke Jatibarang dan dibuang,\" beber Ipang. Sempat ada keraguan pada diri Timothy. Dia sempat menanyakan keberadaan sang bunda. Namun, AL memberitahukan kalau Elza sudah dibawa oleh ambulans. \"Mothy dibawa ke Jatibarang itu dengan alasan untuk ke rumah sakit ketemu mamahnya,\" sambungnya. Setelah sukses membuang Mothy, AL bersama dengan LK membawa Elza dengan menggunakan mobil Nisan March. Sempat kebingunan untuk membuang mayat Elza, akhirnya AL, LK dan LS memutuskan untuk membuang Elza di Kriyan, dengan alasan di sungai tersebut terdapat binatang buas. Tak sampai di situ, setelah membuang mayat, mereka bertiga kembali ke kosan lalu pindah kosan. Setelah matahari agak tinggi, LS, AL dan LK menjual barang-barang yang diambil dari Elza. Sejumlah barang yang diambil adalah handphone Samsung Galaxy, cicin emas putih yang dijual seharga Rp940 ribu dan bandul kalung. Meski para pelaku sudah ditangkap, Ipang berharap pihak kepolisian terus mengusut tuntas kasus ini, karena kemungkinan masih ada pelaku lain yang terlibat. \"Saya harap terus diusut kasus ini. Karena masih banyak keganjilan,\" tuturnya. PIHAK KELUARGA DATANGI MAPOLRES Sekitar pukul 13.00 WIB kemarin, pihak keluarga mendatangi Mapolres Cirebon Kota. Hadir dalam rombongan tersebut anak korban Thimothy, tante korban Rebecca Almarilla, kakak korban Fredy dan beberapa anggota keluarga lainnya. Kedatangan Timothy sendiri untuk memberikan keterangan sebagai saksi kunci sekaligus korban kasus pembunuhan yang membuat bocah sembilan tahun tersebut kehilangan ibunya. Pada kesempatan tersebut, Timothy menceritakan sekilas kronolgis tragedi musibah yang menimpanya dan sang ibu. (kmg/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: