Mesti Ada Solusi Permanen

Mesti Ada Solusi Permanen

Komisi C Minta Kekeringan Ditangani Secara Utuh dan Komprehensif MAJALENGKA–Musibah kekeringan pada sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka, mulai mendapatkan perhatian dari para wakil rakyat. Komisi C yang membidangi persoalan lingkungan, mulai memanggil sejumlah instansi terkait secara bersamaan maupun pada kesempatan pertemuan yang berbeda selama beberapa hari di pekan ini. Seperti yang dilakukan Komisi C DPRD Majalengka, Jumat (10/10), mengundang sejumlah instansi terkait untuk memetakan masalah dan mencari solusi terhadap musibah kekeringan yang telah terjadi hampir tiga bulan ini. Sekretaris Komisi C DPRD Majalengka Ir Carsa Suhenda menyebutkan, musibah kekeringan yang terjadi di Majalengka ini sudah masuk dalam taraf yang cukup mengkhawatirkan. Hal ini mengingat sudah memasuki bulan Oktober, namun belum ada tanda-tanda alam jika siklus cuaca bakal memasuki musim penghujan. Sedangkan, di sisi lain, mayoritas sumber pasokan air bagi pertanian maupun bagi konsumsi rumah tangga warga sudah mencapai level kritis. Oleh sebab itu, politikus Partai Demokrat ini memandang jika sudah saatnya leading sektor terkait bertindak dengan solusi yang riil untuk menangani hal ini, baik itu solusi secara jangka pendek maupun jangka panjang. “Harus segera dicarikan solusinya. Jangka pendeknya agar persolan kedaruratan kekeringan ini bisa segera teratasi. Dan jangka panjangnya agar musibah kekeringan ini tidak terjadi lagi di masa mendatang, juga perlu dibuatkan solusi permanen,” sebutnya. Dia mencontohkan, kondisi kekeringan yang saat ini melanda, bukan hanya menimpa pada hal irigasi atau pengairan pertanian saja. Malahan sudah berimbas pada kelangkaan air bersih di sejumlah kawasan yang telah memasuki taraf mengkhawatirkan. Sehingga, pihaknya menginginkan agar instansi terkait harus segera mengambil langkah penanganan secara konkret. “Misalnya dengan memba­ngun tempat penampungan air semacam waduk atau bendungan, melakukan pemeliharaan sejumlah saluran irigasi yang jebol agar tidak bocor ke luar. Namun, solusi ini harus disertai dengan pemeliharaan kelestarian lingkungan supaya kawasan resapan air, bisa menyimpan air lebih lama dan ketika kemarau datang, tidak habis sumber airnya,” sebutnya. Menurutnya, dengan pembangunan tempat-tempat penampungan air ini, diharapkan ke depannya bisa mengatasi solusi kekeringan ketika wilayah Majalengka didera musim kemarau yang cukup panjang, karena ada banyak cadangan air yang mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian maupun bagi konsumsi rumah tangga masyarakat. Dari hasil pencarian informasi pihaknya, beberapa daerah yang didera kekeringan yang cukup menghawatirkan di antaranya adalah Majalengka bagian utara dan Majalengka bagian tengah, seperti Jatitujuh, Kertajati, Ligung, Jatiwangi, Kadipaten, Sumberjaya dan sejumlah wilayah lainya. Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Pertambangan dan Energi (PSDAPE)  Agus Tamim MT menyebutkan jika pihaknya selama ini sudah melakukan upaya penanganan dampak kekeringan, baik itu yang dilakukan secara internal dinasnya, maupun upaya koordinatif lintas sektoral dengan instansi lain seperti dengan pihak Dinas Pertanian, BPBD, BP4K dan PDAM. “Kita sudah lakukan upaya antisipasi dan penanganan kekeringan, tapi siklus musim kemarau saat ini memang cukup berat, tapi akan terus kita upayakan penanganannya. Kita juga sepakat dengan usulan Komisi C terkait pembangunan waduk atau bendungan dan perawatan saluran irigasi sebagai solusi jangka panjang,” imbuhnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: