Golkar Berpeluang Pindah Koalisi
Jika Loyalis JK Rebut Kursi Ketua Umum JAKARTA - Kontestasi Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golongan Karya bisa menjadi penentu arah koalisi selanjutnya dari partai berlambang beringin itu. Para calon ketua umum Partai Golkar tidak hanya berlatar belakang loyalis Koalisi Merah Putih, tapi juga mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam pemerintahan. Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad menyatakan, pelaksanaan Munas yang digelar pada 2015 dipastikan berjalan ramai dan demokratis. Suara-suara sejumlah kader Partai Golkar yang ingin maju sebagai pengganti Ketua Umum Aburizal Bakrie sudah bermunculan. “Banyak kader yang mengajukan diri sebagai calon. Kita akan mendukung siapapun di antara mereka yang mendapat suara terbanyak dari daerah,” ujar Fadel kepada Jawa Pos (Grup Radar Cirebon). Menurut dia, dalam posisi Partai Golkar saat ini, pihaknya masih konsisten berada di Koalisi Merah Putih. Keberadaan itu ditunjukkan dengan posisi Aburizal sebagai pimpinan KMP. “Pak ARB adalah ketua presidium KMP,” ujarnya. Presidium KMP terdiri atas pimpinan partai politik pendukung Prabowo-Hatta saat pemilu presiden lalu. Namun, Fadel mengisyaratkan situasi itu bisa saja berubah. Hasil Munas yang menentukan posisi ketua umum baru bisa jadi akan mengubah posisi koalisi Partai Golkar. Jika yang memenangi adalah calon ketua umum yang selama ini pro pemerintah, bisa saja Partai Golkar menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat pendukung pemerintah. Sebagai contoh, calon ketua umum Partai Golkar Agung Laksono yang selama ini cenderung mendukung pemerintahan. “Kalau pak Agung Laksono yang menang, mungkin akan pindah ke sana,” ujarnya. Terhitung ada sejumlah nama yang sudah mendeklarasikan diri maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Selain Agung, ada nama Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso, Ketua DPP Airlangga Hartarto, Ketua DPP MS Hidayat, hingga Ketua DPP Hajriyanto Thohari. Pengamat politik yang juga koordinator Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia Sebastian Salang juga menilai, kesolidan KMP saat ini mendapat ujian besar. Secara pribadi, dia memiliki keyakinan bahwa soliditas KMP tidak akan bertahan lama setelah alat kelengkapan DPR terbentuk. “Sekarang kan gula-gulanya tinggal alat kelengkapan DPR. Setelah itu, mau cari apa lagi?” kata Salang. Setelah PPP yang bergejolak, Salang memprediksi Partai Golkar berpeluang keluar dari KMP. Hasil Munas Partai Golkar menentukan arah koalisi ke depan. Sangat terbuka kemungkinan jika Partai Golkar bergabung ke kubu pemerintah. “Persamaan mereka kan cuma sama-sama kalah di pilpres. Kalau kuenya di situ sudah habis, pasti akan cari kue yang lain,” ujarnya. (bay/fat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: