Jembatan Cihoe Butuh Rp3,5 Miliar

Jembatan Cihoe Butuh Rp3,5 Miliar

SUMBER- Keinginan masyarakat Desa Ciledug Wetan untuk perbaikan jembatan gantung Cihoe di Sungai Cigoang, sepertinya sulit terealisasi. Dinas Bina Marga, tidak bisa menganggarkan karena jembatan itu menjadi wewenang Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat. Kepala Bina Marga Kabupaten Cirebon Ir Aviv Suherdian MT, melalui Kepala Bidang Bina Teknik Ir Teti Meirawati mengatakan, jembatan gantung yang menghubungkan Blok Plabuhan dengan Blok Cihoe Desa Ciledug Wetan sudah pernah diusulkan camat setempat ke Bina Marga, karena kondisinya membahayakan. “Untuk memperbaiki jembatan gantung itu membutuhkan biaya yang cukup besar, kita usulkan ke pemprov. Usulan ini juga sudah masuk kedalam RKPD online pemprov,” ujar Teti, kepada Radar, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/10). Teti menambahkan, berdasarkan laporan dan usulan dari camat setempat, pihaknya pun langsung meninjau lokasi tersebut sebagai bentuk tindaklanjut. Namun, setelah dirinci anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jembatan permanen tersebut sekitar Rp3,5 miliar. Hanya saja, pihaknya terganjal kewenangan. Pasalnya, Jembatan Cihoe ini menghubungkan dua provinsi yakni Jawa Tengah dan Jawa Barat. Teti membantah, pihaknya selama ini membiarkan jembatan yang belasan tahun rusak tanpa ada perawatan. “Selama ini ada peratawan, seperti mengencangkan skrup, pengecatan dan pemeliharaan,” katanya. Diungkapkannya, jumlah jembatan gantung di Kabupaten Cirebon sendiri kurang lebih ada 10 lokasi, seperti di Sarajaya, Pager Gunung, Karangpanggang dan jembatan Kanci. Sisanya, Teti mengaku tak hapal. Sebetulnya, untuk usulan perbaikan sendiri mungkin sudah ada dalam bentuk musrembang kecamatan dan proposal. Kecamatan itu punya pagu indikatif kewilayahan. Kalau masuk ke satu insftatruktur saja, yang lainnya tidak kebagian. Artinya dana tersebut dipecah-pecah. “Sekarang daerah-daerah perbatasan sudah kami upayakan agar pembangunan merata, itu pun berdasarkan usulan-usulan. Sebetulnya kita melaksanakan pengerjaan itu karena sebuah kebutuhan, dari masyarakat dan kitanya sendiri,” bebernya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: