Harga Sembako Masih Stabil

Harga Sembako Masih Stabil

Belum Terpengaruh Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi MAJALENGKA – Pasca pelantikan presiden Jokowi-JK dan penetapan para menterinya, wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai menggelinding. Namun, wacana tersebut sepertinya belum berpengaruh besar terhadap sejumlah komoditi kebutuhan pokok (sembako). Seperti terpantau di Pasar Cigasong, Senin (27/10), sejumlah sembako harganya masih normal saja. Bahkan, ada beberapa di antaranya justru turun dibandingkan pada sepekan sebelumnya. Hal ini, tidak biasanya. Mengingat pada fenomena wacana dan isu kenaikan harga BBM bersubsidi sebelum-sebelumnya, meskipun baru sebatas wacana. Namun, sejumlah harga sembako sudah naik duluan membumbung tinggi. Salah seorang pedagang sembako, Jaka menuturkan, sejumlah harga kebutuhan pokok yang angkanya masih stabil adalah minyak goreng curah. Dari pasca Lebaran Idul Adha, harga minyak goreng curah masih tetap berada di kisaran Rp10 ribuan per kilogramnya. Gula pasir juga cenderung stabil di kisaran Rp9 ribuan per kilogram. Di sisi lain, ada sejumlah komoditi sembako yang harganya justru turun, seperti harga terigu non kemasan, saat ini dijual di tingkat pasar berada di kisaran Rp6500 per kilogram. Sedangkan, harga telur saat ini berada di kisaran Rp17.500 per kilogramnya. “Untuk harga telur dan terigu justru turun Rp500 per kilogram dari sepekan sebelumnya. Kita sendiri belum dengar riak-riak kabar kalau harga bensin (BBM bersubsidi) mau naik. Memang, biasanya sih sebelum harga bensin naik, harga sembako udah naik duluan, tapi alhamdulillah sekarang masih stabil,” kata Jaka, dibenarkan Amir pedagang lainnya. Sementara itu, pengamat ekonomi Rudiansyah Prasetyo menuturkan masih stabilnya harga sembako di tengah isu dan wacana kenaikan harga BBM bersubsidi, memang dirasa cukup aneh dan berbeda dari biasanya. Padahal, wacana tersebut sudah mengemuka sejak sebelum transisi pemerintahan. Dia menuturkan, dengan demikian bisa jadi harapan dunia ekonomi terhadap pemerintahan yang baru ini masih dalam euphoria, sehingga belum terjadi kepanikan pasar yang bisa menimbulkan gejolak sehingga berimbas pada kenaikan awal harga sembako. Dia menilai jika masih stabilnya harga sembako di tengah wacana rencana kenaikan harga BBM bersubsidi ini, lantaran masyarakat konsumen sudah pasrah. Dalam artian, masyarakat konsumen lebih memilih BBM bersubsidi naik harganya tapi stoknya mudah didapat, daripada harganya tetap tapi stoknya dibatasi tapi sulit didapat di pasaran. “Yang pertama, harapan pasar terhadap pe­merintahan yang baru ini masih tinggi. Yang kedua, wacana ini kan masih belum pasti, ditambah lagi posisi pasar saat ini masih menunggu-nunggu kepas­tian kabar ter­sebut. Apalagi, beberapa waktu lalu, pemerintahan yang baru sempat menyangkal akan menaikan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini,” sebutnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: