Pasien Diduga MERS CoV Membludak

Pasien Diduga MERS CoV Membludak

JAKARTA - Jumlah jamaah haji diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV) membludak. Dalam seminggu terakhir, ada sebanyak 33 orang jamaah haji yang diduga terserang penyakit yang sedang mewabah di Arab Saudi ini. Hal ini terungkap dari jumlah sampel mereka yang dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diperiksa lebih lanjut. Sampel tersebut, dikatakan oleh Kepala Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama berasal dari Provinsi DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Salah satunya adalah sampel dari seorang pasien yang tengah di rawat di RS Dr Sardjito, Jogjakarta. Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) itu menuturkan, seluruh sampel telah diuji. Hasilnya, seluruhnya negatif. “Kita bersyukur, dari hasil laboratorium PCR Balitbangkes menunjukkan kalau semuanya negatif,” ungkapnya. Diakuinya, jumlah pasien diduga MERS CoV ini memang meningkat. Hal ini sehubungan dengan tingkat kewaspadaan para jamaah haji Indonesia untuk memeriksakan diri ketika merasa memiliki gejala yang serupa dengan MERS CoV. Salah satunya adalah tingginya suhu badan diatas 38 derajat dan mengalami gangguan pernafasan. “Masyarakat kita jadi lebih aware dengan kondisi mereka. Jadi begitu ada merasa memiliki gejala yang sama dan pulang dari Saudi, langsung memeriksakan diri,” tuturnya. Wabah MERS CoV ini sendiri kembali merebak di Saudi. Pada Kamis (30/10) lalu, enam kasus baru MERS CoV ditemukan dalam kurun waktu 24 jam. Karenanya, Tjandra kembali mengingatkan para jamaah haji Indonesia yang masih berada di sana untuk senantiasa menerapkan gaya hidup sehat. “Untuk antisipasi dalam negeri, kita sudah pasang thermal scanner dan memberikan buku panduan kesehatan, yang mengharuskan mereka memeriksakan diri selama dua minggu setelah tiba di tanah air,” pungkasnya. Selain MERS CoV, Balitbangkes juga tengah memeriksa salah satu sampel pasien yang diduga tertular Ebola. Hingga saat ini, pemeriksaan sampel pria asal Madiun, Jawa Timur itu masih berproses. Sehingga belum dapat diketahui, apakah ia terserang Ebola usai pulang dari Afrika Barat. Ini menjadi salah satu kekhawatiran berat karena sebelumnya pasien tersebut sudah pernah menjalani perawatan di Nigeria sebelum pulang ke Indonesia. Sementara itu lima hari jelang pemulangan terakhir, jumlah jamaah haji di Saudi semakin berkurang. Data Siskohat Kemenag kemarin menunjukkan bahwa jumlah jamaah haji yang mashi berada di Arab Saudi berjumlah 30.930 jamaah dari 79 kloter. Jamaah ini terkonsentrasi di Jeddah dan Madinah. Kepala Seksi Pelayanan Kepulangan Daerah Kerja Jeddah Edayanti Desril menuturkan, kepulangan jamaah haji melalui bandara Jeddah berasal dari 8 embarkasi. “Seperti dari embarkasi Padang, Makassar, Solo, dan Balikpapan,” katanya kepada tim Media Center Haji (MCH) Kemenag kemarin. Hingga kemarin tidak terjadi gangguan yang signifikan terharap misi pemulangan jamaah ke tanah air. Inspektur Jenderal Kemenag Mochammad Jasin menjelaskan, evaluasi menyeluruh akan dilaksanakan setelah seluruh jamaah haji pulang ke tanah air. Evaluasi meliputi pelayanan keberangkatan jamaah haji ketika masih di embarkasi. Kemudian pelayanan akomodasi dan ibadah selama jamaah berada di Saudi. Dan yang terakhir adalah pelayanan jamaah haji saat pulang dari Saudi. “Kita berharap survei kepuasan jamaah haji tahun ini meningkat,” paparnya kemarin. (mia/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: