Asap Masih Landa Sumsel-Kalteng
JAKARTA - Sejumlah wilayah di Indonesia saat ini direpotkan berbagai bencana. Di Sumut, pemda setempat masih sibuk dengan pengungsi Sinabung. Provinsi Aceh dilanda bencana banjir. Sementara, hingga kini, sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan masih dilanda kebakaran lahan dan hutan. Kondisi terparah berada di Kalimatan Tengah dan Sumatera Selatan. Di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, jarak pandang kemarin (2/11) diinformasikan hanya berkisar 20-30 meter. Sedangkan, di Palembang Jarak pandang sekitar 800 meter. Kualitas udara di daerah-daerah tersebut juga memburuk. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, kemarin satelit Terra dan Aqua memotret ribuan titik api di lima provinsi. Masing-masing di Kalteng 1.225 titik, Sumsel (344), Kalbar (203), Kaltim (32), dan Lampung (20). Satu titik api memiliki luas lebih dari enam hektare. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, titik api di Sumsel terkonsentrasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). ’’Di kabupaten OKI terdeteksi 320 titik api, atau sekitar 93 persen dari total titik api di seluruh Sumsel,’’ ujarnya di Jakarta kemarin. Sedangkan, titik api di Kalteng 84 persennya tersebar di lima kabupaten. Yakni, Kotim (276), Seruyan (273), Pulang Pisau (232), Kotawaringin Barat (125), dan Katingan (123). Sisanya tersebar di sejumlah kabupaten lainnya. Sutopo meminta Pemda dan aparat kepolisian lebih tegas dalam menindak pelaku pembakaran hutan. Sebab, lahan dan hutan tidak akan terbakar jika tidak ada yang membakar. ’’Secara ekonomi, membakar lahan memang lebih murah. itu yang menjadi alasan para pelaku membakar hutan,’’ lanjut peneliti senior BPPT itu. Hingga saat ini, pihaknya masih mengupayakan pemadaman, terutama dari udara. Modifikasi cuaca menjadi salah satu andalan BNPB, karena hujan lebih cepat memadamkan api. Hingga saat ini, pihaknya sudah menyemai 67 ton garam ke awan di provinsi-provinsi yang dilanda kebakaran hutan. Selain itu, pihaknya juga melakukan water bombing berkali-kali. Tercatat sudah ada 10.032 kali penerbangan pesawat dan helikopter hanya untuk menjatuhkan bom air dengan volume 24,4 juta liter. ’’Kami sudah berupaya, namun pembakaran di daratan masih terus terjadi,’’ keluhnya. (byu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: