MoU Klaster Sapi Potong Diharapkan Tekan Inflasi

MoU Klaster Sapi Potong Diharapkan Tekan Inflasi

SUKABUMI - Tak hanya pelatihan tentang isu ekonomi, peserta Pelatihan wartawan se- Jabar-Banten di Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi juga diajak mengunjungi klaster sapi potong di Desa Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Upaya ini diharapkan dapat menekan laju inflasi salahsatunya dengan pengendalian harga daging sapilokal. Kepala KPw BI Wilayah VI Jabar-Banten Dian Ediana Rae mengungkapkan, klaster ditiap wilayah berbeda jenis. Jika di Desa Purabaya ada klaster sapi potong di Cirebon terdapat klaster bawang dan masih, klaster cabai di Garut dan wilayah lainnya. Dalam hal ini BI melakukan MoU dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk mendukung kegiatan sektor riil melalui pengembangan klaster sapi potong dengan pendekatan nilai rantai dari hulu ke hilir. “Kita ketahui bahwa 80 persen inflasi ada di daerah dan daging sapi merupakan salah satu unsur inflasi selain kebutuhan lainnya. Klaster ini diharapkan bisa berperan menjaga penawaran yang berdampak pada kestabilan harga,” ungkapnya usai pelaksanaan MoU Sapi Potong di Desa Purabaya. Nantinya, kata dia, klaster ini akan menambah suplay sapi terutama diskala lokal. Ini penting sebab di Jabar terjadi kekurangan suplay, sejauh ini produksi peternakan sapi hanya mampu memenuhi 19 persen kebutuhan lokal. Memang masih ada jalan lain dengan cara impor namun, tak ada yang bisa menjamin sapi tersebut sehat dan layak konsumsi atau tidak. “Intinya BI dan Pemkab Sukabumi ingin mengembangkan kemandirian pangan dengan menyasar langsung pelaku dari bawah. Upaya ini juga cara untuk meuwujudkan kestabilan harga dan ekonomi makro melalui peningkatan produksi daging sapi yang diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan daging di pasar,” katanya. Sejauh mana peran serta BI Pada program ini? Dian menjawab, banyak jenis bantuannya. Pertama memberikan bantuan teknis fasilitas, informasi serta sarana dan prasarana. Klaster sapi di Desa Purabaya dijalankan oleh Gapoknak (Gabungan Kelompok Peternak) dengan fokus mulai dari proses pembibitan, penggemukan hingga penjualan. Dengan ini bagi pelaku ternak sapi potong sudah ada pembeli dari perputaran konsep ini dengan kerjasama pengusaha besar dan UMKM. Dian menambahkan, MoU klaster sapi di Desa Purabaya, Kabupaten Sukabumi dalam jangka panjang akan mamapu meningkatkan produktivitas dan daya saing komoditas sapi potong khususnya di Kabupaten Sukabumi serta mampu menjadi pendorong perekonomian sekitar dan Jabar pada umumnya. “Biasanya untuk satu klaster kami beri waktu tiga tahun hingga pada saatnya peternak dilepas,” imbuhnya. Sementara itu Bupati Sukabumi Sukmawijaya mengapresiasi MoU sapi potong ini. Menurutnya inflasi bukan hanya menjadi beban kota tetapi sudah membawa peran desa. Dengan klaster sapi potong ini idealnya kebutuhan daging masyarakat bisa terpenuhi. “Sejauh ini suplai dari lokal hanya 10 persen. Produksi saja sebenarnya tidak cukup, untuk itu Purabaya sudah ditetapkan menjadi kawasan agribisnis ternak mengingat ketersediaan lahan hijau yang masih luas,” tuturnya. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: