Selfie sebelum Bunuh WNI

Selfie sebelum Bunuh WNI

HONGKONG - Pengadilan atas perkara pembunuhan dua warga negara Indonesia (WNI), Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, di Hongkong dimulai kemarin. Dalam sidang perdana tersebut, banyak fakta baru yang terungkap dari isi dakwaan yang ditujukan kepada tersangka Rurik Jutting (29). Salah satu fakta yang mengejutkan adalah Jutting sempat berfoto selfie dengan salah seorang korban, yakni Sumarti Ningsih. Seperti dimuat di beberapa media lokal Hongkong, bukti potret selfie tersebut ditemukan polisi dari ponsel si tersangka. Tak dijelaskan lebih lanjut di bagian apartemen yang mana si Jutting berfoto dengan jasad Sumarti. Yang pasti, saat polisi datang, mayat perempuan asal Cilacap itu ditemukan di dalam koper di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hongkong. Selain itu, penyelidik mengungkapkan, ada 2.000 foto dan video yang ditemukan di ponsel Jutting yang sebagian memperlihatkan banker asal Inggris itu sedang berhubungan intim dengan sejumlah perempuan, termasuk korban. Banyak pihak yang mengira Jutting psikopat. Aksi pembunuhan Jutting disebut-sebut mirip kisah dalam novel terkenal American Psycho yang menceritakan seorang banker yang menghabisi nyawa beberapa orang di apartemen mewah. Sejauh ini Jutting yang bekerja sebagai pegawai Bank of America irit bicara kepada petugas. Saat menjalani sidang perdana, pria asal Inggris tersebut hanya mengatakan “ya” saat ditanya hakim apakah dirinya memahami dakwaan yang ditujukan kepadanya. Kemudian, untuk kali pertama, Jutting berbicara kepada penyelidik. Dia menegaskan bahwa dirinya masih waras alias tidak gila. Di bagian lain, dari Jakarta dikabarkan, Mabes Polri sedang menelusuri kediaman keluarga kedua korban. Tim Puslabfor Mabes Polri dikirim ke Cilacap, Jateng, dan Muna, Sulawesi Tenggara, untuk meminta sampel DNA korban. Ditargetkan, sampel tersebut bisa dikirimkan ke Hongkong akhir pekan ini. Tim puslabfor yang dikirim ke Cilacap dikabarkan telah bertemu keluarga Sumarti dan sedang mengambil sampel. “Yang kami ambil adalah sampel antemortem korban dan DNA keluarga korban,” tutur Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri kemarin. Sementara itu, untuk sampel Seneng Mujiasih, pihaknya masih mengalami kendala transportasi untuk bisa sampai ke Pulau Muna. Pelayaran ke pulau terbesar kedua di Sulawesi Tenggara itu sangat bergantung jadwal pelayaran dan kondisi cuaca. Diharapkan, paling lambat hari ini tim yang dikirim ke Muna sudah bisa berlayar. Mantan Kadivhumas Polda Metro Jaya itu menuturkan, pihaknya menargetkan seluruh sampel sudah berada di Jakarta besok (7/11). Dengan demikian, sampel bisa langsung diterbangkan ke Hongkong un­tuk dicocokkan dengan ke­dua jenazah. (mia/c10/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: