Ngopi Bahas Strategi Kebudayaan Cirebon

Ngopi Bahas Strategi Kebudayaan Cirebon

DUKUPUNTANG- Sejumlah pegiat seni dan kebudayaan di antaranya Nurdin M Noer, Made Casta, Sumbad SA, Imam MJ, menggelar acara ngobrol pinter (ngopi) di Kantin Hijau, Kampus STIEI Bobos, Sabtu (8/11). Para pegiat seni tersebut membahas \"Sasanti” Strategi Kebudayaan Masa Depan. Sasanti merupakan pesan tersembunyi dari leluhur daerah untuk dilaksanakan masyarakat sepanjang masa. Sasanti ini diharapkan mampu menggerakkan seluruh komponen untuk bekerja secara berkelanjutan untuk menyongsong masa depan daerah. Menurut Made Casta, saat ini telah terjadi pendangkalan nilai budaya Cirebon di tengah masyarakat. Contoh yang mencolok di antaranya batik khas Cirebon yang saat ini telah digantikan dengan printing. “Bagi saya itu bukan batik,” katanya. Demikian pula menurutnya, batik-batik yang ada di ruang pamer (showroom), sebagian besar diisi produk dari luar kota seperti Solo, Pekalongan, dan Jojakarta. “Sementara batik lokal sangat sedikit sekali,” tukasnya. Karena itu, menurut Nurdin, diperlukan adanya penyusunan strategi pengembangan kebudayaan untuk masa depan secara komprehensif. “Sehingga produk budaya kita jangan sampai dirampok,” kata Nurdin diamini Sumbadi. Menurutnya, yang perlu digarisbawahi terkait persepsi kebudayaan, tidak hanya soal kesenian semata. Tetapi harus mencakup seluruh ranah budaya seperti bahasa, filosofi ilmu pengetahuan dan kesenian yang ada, baik yang masih tumbuh hidup maupun yang hampir musnah. “Tarling merupakan contoh kesenian daerah yang lahir di Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Tarling mampu melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan zaman (pasar, red), meski dengan risiko kehilangan identitas keasliannya,” katanya. Demikian pula dengan “sandiwara rakyat”, tradisi ngunjung, ngarot, barikan dan lainnya, mampu menunjukkan kekayaan kebudayaan masyarakat setempat. “Munculnya kreativitas dalam memadukan bentuk kedok topeng Cerbonan seperti pantul, tembem, merupakan bagian upaya menerjemahkan kondisi zaman. Semuanya berujung pada tindakan ekonomi rakyat yang dikemas dalam bentuk ekonomi kreatif,” tukas Nurdin yang merupakan wartawan senior ini. (hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: