Minta Anaknya Pulang

Minta Anaknya Pulang

\"\"CIREBON - Air mata Syaiful Bahri Zein (54), warga Jalan Pagongan Timur Gg Asmi No 35, RT 01/03, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, meleleh. Suaranya terbata-bata, menahan tangis saat menceritakan Nurul Zuraidah (22) anak pertamanya, yang kini menjadi istri Beni Asri terduga teroris jaringan Syarif yang tertangkap di Solok, Sumatra Barat, Jumat (30/9). “Kalau memang suamimu itu bukan teroris, bersujudlah. Tegarkan hatimu. Karena kamu berarti menjadi pembela di jalan Allah,” kata Syaiful saat berbicara dengan anaknya lewat pesawat telepon, menceritakan di hadapan wartawan, Selasa (4/10). Terkait dengan dugaan polisi terhadap menantunya, Syaiful mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak. Menurutnya, jika hukum menyatakan, Beni bersalah, pihaknya menyerahkan ke pihak yang berwajib. Sementara Syaiful juga berharap, anaknya bisa kembali pulang ke Cirebon. ”Semoga putri saya bisa berkumpul dan menetap di Cirebon,” harapnya. Menurut Syaiful, setelah kejadian bom di Mapolresta Cirebon 15 April 2011, Beni masih di Cirebon. Beni bersama anaknya meninggalkan Kota Cirebon tiga hari saat setelah adanya pemberitaan terkait daftar pencarian orang (DPO), jaringan teroris bom Cirebon. “Sebelum adanya berita DPO teroris, menantu dan anak saya masih ada di Jagasatru di rumah saudaranya. Dan masih sempat berjualan,” katanya. Syaiful mengatakan, tidak ada pemberitahuan kepada dirinya saat menantu dan anaknya meninggalkan Cirebon. Keberadaan menantu dan anaknya di Solok, Sumatra Barat, setelah diberitahu anaknya melalui pesawat telepon. Meski Beni sudah tarcantum sebagai DPO jaringan teroris bom Cirebon, tapi Syaiful belum pernah melaporkan keberadaanya ke pihak kepolisian. “Karena merasa bukan masalah saya. Dan soal itu saya juga sudah berkonsultasi dengan seorang ustadz. Sehingga masalahnya saya anggap selesai saja,” kata Syaiful. Syaiful mengaku kaget, jika menantunya terkait de­ngan jaringan teroris bom Cirebon. Menurutnya, Beni yang berprofesi sebagai pe­da­gang mainan keliling, berperilaku baik. “Saya tidak percaya. Karena selama saya kenal orangnya baik dan ta­at ber­ibadah. Sebulan se­be­lum men­jadi menantu, saya su­dah se­lidiki, ternyata me­nurut pe­nilaian tetangga dan teman-temannya di Pasar Pa­gi, perilaku Beni baik,” katanya. Sementara Ami Samiati (40), istri Syaiful alias ibu dari Nurul merasa terpukul dengan berita penangkapan Beni di Solok, Sumatra Barat, Jumat (30/9). Selain itu, adiknya Nurul juga mengalami hal serupa. “Istri saya jadi syok. Dan sudah pernah pingsan dua kali. Pertama saat berita terkait DPO, dan penangkapan Beni. Keluarga langsung liat TV,” tutur Syaiful. Menurut Syaful, anaknya menikah dengan Beni pada  10 Oktober 2010, pukul 10.00. Setelah menikah, seminggu kemudian Beni bersama istri berpindah ke rumah milik kakak sepupunya di Jagasatru. “Kalau saya sudah menyarankan untuk tinggal disini, karena ada kamar kosong. Tapi sifatnya istri, kewajibannya mengikuti suami. Tapi tetap seminggu sekali silaturahmi,” tuturnya. Syaful mengatakan, anaknya bertemu dengan dengan Beni, saat jualan bareng di Pasar Pagi dan mengaji di Masjid Baiturrahim, Jalan Pesewan, Kelurahan Panjunan. Saat Beni meminang anaknya, Syaiful mengatakan, pihaknya tidak bisa menolak. ”Prinsip saya, orang yang meminang anak saya, selama orang itu memiliki kerjaan, orangnya baik, dan taat ibadah, harus disegerakan. Karena kalau tidak bisa jadi fitnah,” katanya. Terkait krudung cadar, menurut Syaiful anaknya sudah mengenakan cadar sebelum menjadi istri Beni. “Hanya kalau dulu hanya sesekali, saat pergi mengaji,” katanya. Setelah pemberitaan Beni tentang keterkaitannya sebagai DPO jaringan teroris bom Cirebon dan penagkapannya, keluarga Syaiful kian tertekan. Menurut Syaiful, adiknya Nurul yang statusnya hanya ipar kena imbasnya. ”Teman-teman sekolahnya banyak yang mengejek, jika abangmu teroris. Beberapa tetangga juga ada yang masih menggunjing terkait anak dan menantu saya,” katanya. Pernyataan tegas muncul dari adik Nurul (tidak bisa dise­butkan), saat ditanya ter­kait abangnya. Adik Nurul me­nyatakan, jika abangnya bukan seorang teroris. ”Sekali bukan teroris, kakak saya tetap bukan teroris,” tandasnya. (hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: