Apresiasi Pasar atas Kenaikan BBM Subsidi

Apresiasi Pasar atas Kenaikan BBM Subsidi

JAKARTA– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan berhasil ditutup di zona positif setelah mampu naik tipis 4,455 poin (0,09 persen) ke level 5.053,943. Hal serupa juga dialami kumpulan 45 saham paling likuid dalam indeks LQ45 yang terkerek 1,701 poin (0,20 persen) ke level 867,218. Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari Senin (17/11) mencapai 191.113 kali dengan volume 3,512 miliar saham atau Rp3,712 triliun. Sebanyak 162 saham naik, 149 saham turun, dan selebihnya stagnan. Saham-saham dengan mengalami kenaikan tertinggi (top gainers) antara lain, Gudang Garam (GGRM) naik 800 (1,33 persen) ke level 60.825. Indo Tambangraya (ITMG) naik 700 (3,97 persen) ke level 18.350. Astra Agro (AALI) naik 300 (1,29 persen) ke level 23.550. Lippo Group Insurance (LPGI) naik 300 (6,98 persen) ke level 4.600. Sebaliknya, saham-saham mengalami penurunan nilai paling dalam (top losers) di antaranya United Tractors (UNTR) turun 575 (2,99 persen) menjadi 18.625. Adira Multifinance (ADMF) turun 275 (3,44 persen) menjadi 7.725. Samudera Indonesia (SMDR) turun 225 (1,94 persen) menjadi 11.375. Blue Bird (BIRD) turun 150 (2,01 persen) menjadi 7.325. Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan sentimen dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi direspon positif oleh pasar. ”Baru ini saya lihat ada BBM subsidi mau dinaikkan pasar malah merespon positif. Tapi sudah lama digadang-gadang tidak muncul, menyebabkan IHSG berhenti ditinggal kenaikan DJI (indeks Dow Jones Industrial) dalam sebulan terakhir,” katanya. Karena itu, tambah dia, tidak mengherankan kalau, IHSG terus bergerak naik dan mulai mencoba running di atas resistance di 5.070. Banyak saham berhasil melaju di atas level resistance. Bahkan saham sektor batu bara saja berbalik arah sejalan dengan sektor konstruksi. ”Saham-saham properti mulai bangkit. Market terlihat bersiap untuk rally menyambut kenaikan BBM subsidi,” ujarnya. Padahal pada saat yang sama, Satrio menilai situasi di pasar regional sedang kurang kondusif. Ini akibat kontraksi ekonomi yang dialami Jepang. ”Kalau IHSG memang berhasil ditutup di atas resistance 5.070 ya bisa jadi marketnya memang bullish lagi. Tapi, apakah IHSG bakal melawan pergerakan regional? Apakah pergerakan saham-saham batubara ini masih bisa berlangsung ketika harga minyak kembali turun? Jawabannya baru terlihat besok,” ucap dia. (gen/dio)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: