Jokowi Tega

Jokowi Tega

Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Blokade Jalur Pantura Cirebon CIREBON – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Maha­sis­wa Demokrasi (FMD) meng­­gelar unjuk rasa penolakan kenaik­an harga BBM di perem­patan Jl Pemuda, tadi malam. Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 23.00 WIB itu, para maha­siswa membakar ban. Mereka membawa poster yang mengecam pemerintahan Jokowi-JK yang menaikkan harga BBM. Bukan hanya itu, untuk mengekspresikan penolakan terhadap rencana penaikan harga BBM bersubsidi, para mahasiswa sempat menyandera sebuah truk bernomor polisi S 9354 UE yang melintas di sekitar lokasi. Tak sampai di situ, mahasiswa memblokade jalan dengan aksi tidur di jalan sebagai simbol dari keprihatinan dan kekecewaan terhadap negara yang dirasa tidak bisa bangkit dari keterpurukan. Koordinator aksi, Anton mengatakan, unjuk rasa ini sebagai bentuk reaksi kekecewaan mahasiswa dan masyarakat karena kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintahan Jokowi. “Pemerintah kita kembali berulah. Kami menolak keras kenaikan harga BBM yang dilakukan Jokowi, rakyat belum siap,” tegasnya. Anton menilai, menghemat pengeluaran APBN adalah alasan basi pemerintah untuk mencabut subsidi BBM. Menurut Anton, banyak sektor yang bisa menutupi defisit anggaran tersebut, seperti mengoptimalkan hasil tambang dan lain-lain. “Artinya, dengan menarik subsidi BBM ini pemerintah bukan malah menyelamatkan rakyat tapi malah membunuh rakyat kecil,” pungkasnya. Akibat unjuk rasa ini, pengendara yang melintas di kawasan tersebut mengurangi laju kendaraannya. Pengendara melintas di depan dan bela­kang demonstran. Sejumlah po­lisi mengatur lalu lintas agar ke­macetan tidak memanjang. ANTRE DI SPBU, STOK HABIS Sementara itu, pengumuman kenaikan BBM yang dibacakan langsung Joko Widodo, membuat masyarakat di sejumlah daerah berbondong-bondong mengantre di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) hingga stok habis. Terlihat kerumunan manusia dengan sepeda motor dan mobil terjadi di hampir tiap titik SPBU. Tidak terkecuali di Cirebon. Pantuan Radar, di sejumlah SPBU seperti SPBU di Jl Tuparev, Jl Cipto dan Jl Brigjend Dharsono By pass sudah mengantre sejak pukul 21.30 WIB atau beberapa saat setelah pengumuman dari Jokowi. Itu pun pembeliannya dibatasi. Salah satu SPBU yang melakukan pembatasan adalah SPBU di depan Lotte Mart di Jl Brigjend Dharsono By Pass. Di sini diberlakukan pembelian untuk mobil dibatasi hanya bisa mengisi Rp100 ribu dan untuk sepeda motor dibatasi hanya Rp10 ribu. Namun walaupun sudah melakukan pembatasan, stok di sejumlah SPBU hanya bertahan sampai pukul 23.00 WIB. Selebihnya, tidak terjadi penumpukan pembeli di pompa pertamax. “Sisa untuk premium maksimal paling bertahan sampai pukul 23.00 WIB, sementara untuk pertamax stoknya melimpah,” ujar Agung salah satu pengelola SPBU di Jl Brigjend Dharsono. Pengelola SPBU 31-45101, Yusuf mengatakan, antrian para pengendara ini memang sudah diprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan mengerahkan sejumlah petugas kepolisian untuk mengatur lalu lintas. “Belajar dari penga­laman sebelumnya, kalau BBM mau naik pasti antre. Tapi untuk stok premium, aman sampe jam 12 malam,” ujarnya kepada Radar. Memang, di SPBU ini tidak terlihat tulisan “BBM akan Naik” atau pengumuman sejenis. Saat ditanya, apakah pengendara tahu BBM akan naik, sebagian hanya mengangguk. Lainnya mengaku tidak tahu, beberapa tampak mengernyitkan dahi dari balik kaca helmnya. “Saya taunya dari berita. Baca berita online, makanya buru-buru ke SPBU sebelum jam 12 malam,” ucap Putra (26), salah satu pengendara yang mengantre. Hal yang sama juga terjadi di SPBU 34.451.57 yang terletak di Jl Dr Cipto Mangunkusumo mengalami kemacetan hingga satu kilometer. Menurut salah seorang pengendara sepeda motor, Edi (51) yang mengantre, antrean terjadi sejak pukul 20.00 WIB. Antrean semakin panjang pada pukul sekitar 22.00 WIB. “Antrean dari tadi nggak ada berhentinya. Saya lupa isi bensin, pas liat berita di TV BBM naik, langsung “ katanya. Selain itu, antrean juga terlihat di SPBU 34.451.13 yang terletak di Jl Kesambi, Kota Cirebon. Namun, pengendara yang mengantre di SPBU ini kecewa karena stok premium sudah habis sejak pagi hari. “Udah kehabisan, katanya dari pagi. Terpaksa belinya pertamax yang harganya lumayan ya,” kata Abi (20), salah seorang pengendara. Pengawas SPBU 34.451.13, Hasanudin mengatakan, premium memang sudah habis sejak pagi hari Senin (17/11). “Premium habis dari jam 9 pagi, tinggal pertamax, pertamax plus, dan solar. Karena hari ini (Senin, red) kita tidak nebus ke Pertamina, makanya stok sedikit,” katanya. Hal berbeda terlihat di SPBU 34.451.58 yang terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo. SPBU ini justru sepi, tidak ada antrean panjang. “Tinggal ada solar. Premium dan pertamax abis semua dari siang,” jelas salah seorang petugas SPBU. Sementara itu, Reni (21), salah seorang mahasiswa mengaku keberatan harga BBM naik. Ia menilai, pemerintahan Jokowi tega dan tidak memikirkan rakyat kecil. “Kalau boleh ngomong langsung ke Pak Jokowi, sakitnya tuh di sini Pak,” ujarnya sembari tertawa. Seperti yang diketahui, Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM yang berlaku mulai 18 November 2014 pukul 00.00 WIB. Kenaikan harga BBM sebesar Rp2.000 per liter yakni premium dari Rp6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp 7.500. Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum melalui Kasat Intel AKP Sudiro menerjunkan hampir seluruh jajarannya untuk melakukan pengamanan di tiap titik SPBU untuk menghindari adanya gesekan maupun bentrokan karena membeludaknya pengguna kendaraan yang mengincar BBM bersubsidi. “Kita terjunkan personel, baik itu pengamanan terbuka maupun pengamanan tertutup,” ungkapnya. (mik/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: