BBM Naik, Suku Bunga Jadi Efek Utama

BBM Naik, Suku Bunga Jadi Efek Utama

CIREBON - Perkiraan Bank Indonesia (BI) tak meleset jauh tentang adanya warning inflasi karena kenaikan harga BBM. Hal tersebut diungkapkan Divisi Consumer Credit BRI Cabang Cirebon Gunung Jati, Angga Hendriawan Maradeka. Dijelaskannya, suku bunga sudah pasti naik karena sudah diatur lebih dulu oleh BI sebelum subsidi BBM dicabut. “Efek pasti ada, namun lebih cenderung ke nasabah khususnya kalangan penguasaha karena berimbas pada omzet mereka,” ujarnya pada Radar Cirebon, kemarin (18/11). Soal daya beli, Angga mengaku tak akan banyak berpengaruh, termasuk kredit properti yang diprediksi masih positif. Mengingat BI rate sudah lebih dulu dikeluarkan, sehingga pihaknya juga melakukan penyesuaian lebih dulu pada nasabah. Justru yang paling dikhawatirkan adalah nasabah wiraswasta. “Jika omzet menurun otomatis berpengaruh pada kemampuan membayar angsuran. Kalau yang nasabah pegawai juga ngaruh karena kebutuhan di luar dari angsuran juga ikut naik,” akunya. Lanjut dia, akhirnya nasabah memiliki prioritas yang harus lebih dulu diselesaikan. Meski nasabah akan tetap menjaga angsuran kredit agar tidak menunggak. Soal berapa lama efek ini akan berlangsung, Angga mengatakan, sepertinya efek ini tidak akan berlangsung lama. “Ini hanya salah satu gejolak penolakan yang pada akhirnya tetap diterima dan jalani,” tuturnya. Ditambahkannya, sebagai langkah antisipasi pihaknya tetap berupaya menjaga kualitas kredit dari nasabah eksisting dengan cara melakukan monitoring pembayaran angsuran. Pengumuman ini menjadi terasa lebih berat karena terjadi diakhir tahun dimana perbankan mulai menghimpun target hasil selama setahun. “Kami juga mulai terasa lebih maksimal banget sekitar 2 bulanan, apalagi akhir tahun jadi bakal ngaruh juga ke portofolio,” jelasnya. Diberitakan sebelumnya, BI mencermati adanya berbagai resiko inflasi seperti pada harga barang dan jasa, naiknya upah minimum, suku bunga dan menurunnya pertumbuhan ekonomi. Disisi lain tingkat optimisme konsumen di Jabar diperkirakan masih cukup tinggi. Hasil survei konsumen yang dilakukan oleh KPW BI Wilayah VI Jabar-Banten menunjukkan indeks Keyakinan Konsumen (KIK) di Jabar hingga Oktober 2014 masih cukup kuat yakni 121, lebih tinggi dibanding Oktober 2013 sebesar 116. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: