Pelajaran untuk Masa Depan

Pelajaran untuk Masa Depan

(0 Spanyol v Jerman 1) VIGO - Ingin tahu bagaimana Spanyol tanpa para pemain yang menjuarai Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012? Entrenador Vicente Del Bosque menurunkan hampir semua generasi baru Spanyol saat laga persahabatan melawan Jerman di Estadio de Balaidos, Vigo, kemarin dini hari. Hasilnya, Matador -julukan Spanyol- menyerah 0-1. Gol kemenangan Jerman dicetak gelandang yang membela klub Spanyol Real Madrid, Toni Kroos, pada menit ke-89. Itu adalah kekalahan kandang pertama Spanyol pada era Del Bosque. Sekaligus kekalahan ketiga dalam enam laga terakhir sejak tersingkir secara tragis pada fase grup Piala Dunia 2014 di Brasil. Di antara sebelas starter, hanya empat pemain yang masuk dalam generasi superior Spanyol. Mereka adalah kiper Iker Casillas, Gerard Pique, Sergio Ramos, dan Sergio Busquets. Sisanya, para pemain anyar yang belum pernah mempersembahkan piala bagi Spanyol. Mereka adalah Cesar Azipilicueta, Bruno, Raul Garcia, Juan Bernat, Nolito, Isco, dan Alvaro Morata. Para starter anyar itupun tidak semuanya bermain untuk klub besar. Nolito adalah pemain Celta Vigo, sedangkan Bruno bermain untuk Villarreal. Praktis, hanya Azpilicueta, Garcia, Bernat, dan Morata yang datang menyandang status pemain utama di klub. Azpilicueta adalah fullback Chelsea, Garcia dari Atletico Madrid, Bernat dari Bayern Muenchen, sedangkan Morata adalah pemain Juventus. Padahal, selama ini Del Bosque cukup memperhitungkan pemain dari klub-klub besar. Saat mendulang banyak gelar dalam kurun 2008-2012, sebagian besar pemain La Furia Roja -julukan timnas Spanyol- datang dari dua klub raksasa, Real Madrid dan Barcelona. Alhasil, performa skuad tampil tak meyakinkan. Penguasaan bola yang selama ini menjadi primadona tim matador itupun tidak terlihat di lapangan. Ball possession mereka bahkan kalah oleh Jerman yang menguasai si kulit bundar sebanyak 51 persen. Sebaliknya, Spanyol lebih banyak bermain direct dan melepas tembakan. Mereka mulai beralih dari passing game menjadi permainan pragmatis dan efisien. Karakter baru Spanyol ini tentu saja ditolak Del Bosque. Menurut dia, itu bukan ciri permainan Spanyol. “Kami berada di periode transisi. Kami hanya ingin melihat masa depan tim ini dengan optimisme. Tapi, hasil ini memang buruk, kami tidak senang,” kata Del Bosque seperti dikutip ESPN. Namun, pelatih 63 tahun itu tetap melihat positif performa anak asuhnya. Sebab, mereka adalah investasi sepak bola Spanyol di masa depan. Proses transisi dari golongan senior seperti Casillas, Ramos, Xavi, dan lainnya harus ditularkan ke era baru Spanyol di tangan Isco, Morata, dan Azpilicueta. “Sebenarnya laga ini berakhir imbang. Pertandingan cukup seimbang dan kami mampu bermain selevel dengan mereka. Tapi, kami harus memuji gol Kroos,” papar mantan entrenador Real Madrid tersebut. Di sisi lain, der trainer Jerman Joachim Loew menyebut kemenangan tersebut bukan hasil performa gemilang anak asuhnya. Justru, para pemain tampil tidak meyakinkan. “Tapi, rasanya sangat menyenangkan bisa mengakhiri tahun sensasional ini dengan hasil seperti ini. Kami sukses menyuntikkan mental kemenangan setelah mampu mengatasi tim terbaik seperti Spanyol,” kata Loew seperti dikutip AFP. (aga/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: