Muncul Isu DPP Golkar Tandingan
Imbas PelaksanaanMunas Dipercepat JAKARTA - Isu munculnya DPP Partai Golongan Karya tandingan sedianya dibentuk setelah hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang memutuskan percepatan musyawarah nasional (munas). Namun, rencana yang bernuansa melawan kekuatan Ketua Umum Aburizal Bakrie (Ical) itu akhirnya ditunda. Penggagas DPP tandingan, Agun Gunanjar Sudarsa, memutuskan untuk merealisasikan DPP tandingan setelah melihat hasil akhir Munas Partai Golkar nanti. “Kalau kita mendeklarasikan saat ini, momentumnya tidak pas,” ujar Agun kepada Jawa Pos (Grup Radar Cirebon), kemarin (20/11). Agun menjelaskan, saat keputusan rapimnas menetapkan percepatan munas pada 30 November, tujuh perwakilan calon ketua umum di luar kandidat incumbent Aburizal Bakrie berkumpul. Semua menyatakan kecewa atas keputusan yang terindikasi direkayasa sebelum pelaksanaan rapimnas tersebut. “Kami berbicara bagaimana penyelamatan Partai Golkar ke depan,” kata salah seorang politikus senior Partai Golkar itu. Upaya memunculkan DPP tandingan tersebut, kata Agun, tidak dimaksudkan untuk merusak kondisi internal Partai Golkar. Menurut dia, harus ada upaya penyelamatan partai karena kekhawatiran kondisi masa depan Golkar jika rezim saat ini kembali berkuasa. “Sekarang mau adakan munas 10 hari lagi, tapi belum ada strategi partai untuk lima tahun ke depan. Bisa-bisa partai ini di bawah 10 digit (raihan pemilu legislatif) pada 2019,” ujarnya. Meski begitu, kata Agun, keinginan untuk membuat DPP tandingan itu akhirnya tertunda. Menurut Agun, para calon ketua umum masih memiliki optimisme untuk bertarung dalam munas meski waktu yang tersedia sangat terbatas. DPP tandingan atau tim penyelamat Partai Golkar dibentuk setelah melihat situasi dan kondisi ketika munas berlangsung. “Kami memutuskan untuk tetap berjuang karena rapimnas bukan momentum akhir. Proses itu baru terjadi di munas nanti,” tegasnya. Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai percepatan Munas Golkar merupakan keputusan yang tepat. Menurut dia, seharusnya Partai Golkar mengadakan munas beberapa bulan lalu. “Saya kira Munas Golkar bukan dipercepat. Ini justru sudah telat,” ujar JK di Kantor Wapres kemarin (20/11). Dukungan munas lebih awal itu membuat banyak kalangan mengira JK mendukung Ical kembali menjadi ketua umum Golkar. Pasalnya, ide menyelenggarakan munas awal merupakan pemikiran Ical. Menanggapi itu, JK mengaku tidak mendukung salah seorang calon. “Tidak. Saya tidak dukung. Calonnya kan tujuh. Lihat saja perkembangannya,” ucapnya. Mantan ketua umum Partai Golkar itu menyatakan, banyaknya calon yang maju justru sangat baik. Sebab, setiap calon ketua umum akan berlomba menjadi yang terbaik. Dia yakin kader Golkar adalah pemilih yang matang. “Nanti yang terpilih adalah sosok yang terbaik,” tuturnya. (bay/aph)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: