Warga Pertanyakan Kartu Sakti Jokowi

Warga Pertanyakan Kartu Sakti Jokowi

Kantor Pos Belum Terima Kartu dan Petunjuk dari Pemerintah Pusat CIREBON - Harga bahan bakar minyak sudah naik, namun hingga kini, bantuan dalam bentuk Kartu Sakti dari pemerintah Jokowi-JK belum bisa dinikmati masyarakat. Pasalnya, hingga saat ini masyarakat belum menerima kartu tersebut. Bahkan, kantor pos belum menerima petunjuk dari pemerintah pusat. “Tadi saya coba ke kantor pos, nanya, soal kartu sakti itu. Saya belum tahu mekanisme dan yang lainnya. Tapi katanya mereka juga belum tahu karena masih menunggu surat katanya,” ujar salah seorang warga, Tuti R, kemarin (20/11). Tuti mengaku hingga saat ini masih belum begitu mengetahui mekanisme kartu sakti Jokowi. Saat ada BLSM lalu, Tuti mengaku menjadi salah satu penerimanya. “Kalau yang sekarang, saya nggak tahu apakah sama atau tidak kayak kemarin. Pencairannya kapan dan bagaimana juga saya tidak tahu,” tukasnya. Terpisah, Kepala Kantor Pos Cirebon, Iwan Wijanarko menjelaskan, hingga saat ini, pihak kantor pos belum menerima kartu dan petunjuk dari pemerintah pusat. “Nanti akan dijelaskan ditel kalau kartu dan petunjuknya sudah diterima. Saat ini, semuanya belum diterima di Pos Cirebon. Sehingga kita belum bisa bicara banyak,” ujarnya. Bagaimana dengan nominal dan tahapan pencairan? Iwan juga belum bisa menjelaskannya. Pihaknya saat ini masih menunggu kejelasan dari pemerintah pusat. “Kita tunggu dari pusat dulu,” lanjutnya. Pantauan Radar, tak sedikit masyarakat yang menanyakan kartu sakti Jokowi. Masyarakat harus gigit jari lantaran Kantor Pos Cirebon juga masih menunggu surat dari pemerintah pusat. HARGA CABAI DAN DAGING AYAM NAIK Sementara, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga sayuran di pasar tradisional semakin meroket. Hal itu terjadi akibat tingginya biaya operasional. Berdasarkan pantauan di Pasar Kanoman, Kamis (20/11), kenaikan harga sayuran sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Namun, pasca pengumuman kenaikan harga BBM, kenaikan harga sayuran makin melejit. Misalnya cabai rawit merah yang sebelumnya naik pada kisaran harga Rp40 ribu per kilogram, kini kembali naik menjadi Rp80 ribu per kilogram. Kenaikan itu bahkan merupakan yang tertinggi selama beberapa bulan terakhir. Kenaikan harga yang tak kalah tingginya juga terjadi pada cabai merah dari Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram, cabai rawit hijau dari Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram. “Sebelum harga BBM naik, cabai udah naik duluan. Sekarang udah naik, ya makin mahal,” ujar seorang pedagang cabai, Wati (30). Wati menjelaskan, kenaikan harga sayuran maupun kebutuhan pokok lainnya disebabkan naiknya ongkos angkutan barang pasca kenaikan harga BBM. Meskipun harga barang dagangannya naik, namun hal itu malah merugikannya. “Pembeli banyak yang komplain, ya mau gimana lagi, ntar kalo nggak naik saya rugi,” katanya. Sementara harga daging ayam potong naik dari Rp22 ribu per kilogram menjadi Rp25 ribu per kilogram. “Sudah satu minggu ini naik terus. Kalau daging ayam memang nggak stabil, apalagi kalau ada kenaikan harga BBM gini,” ucap Uti (29), pedagang daging ayam. Untuk harga daging sapi dan sembako seperti beras, telor, dan minyak sayur hingga kini masih stabil. Namun demikian, para pedagang menilai harga kedua komoditas itu pun dipastikan akan ikut melonjak dalam sepekan ke depan. Lonjakan harganya, dipicu kenaikan ongkos transportasi dari produsen terpengaruh kenaikan harga BBM. “Daging sapi masih stabil, yang bagus masih Rp100 ribu. Biasanya ikut naik, tapi sampe sekarang belum,” tutur Hj Ema, salah seorang penjual daging sapi. (kmg/mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: