Calon TKI Harus Kompeten
Wabup Apresiasi Sosialisasi lewat Media Tradisional BONGAS – Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengadakan sosialisasi kepada masyarakat, agar menjadi TKI yang benar dan prosedural melalui kesenian tradisional. Program tersebut diapresiasi Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi. Apresiasi disampaikannya saat membuka sosialisasi program penempatan dan perlindungan TKI melalui media tradisional yang diselenggarakan BNP2TKI di halaman kantor Kecamatan Bongas, Kamis (27/11). “Pemerintah daerah tentu sangat mendukung kegiatan ini, agar masyarakat yang berminat bekerja ke luar negeri hendaknya melakukan persiapan dengan baik. Memiliki kompetensi yang cukup dan paham terhadap prosedur serta tata cara bekerja ke luar negeri secara benar dan aman sesuai aturan,” terang Supendi. Apalagi sosialisasi yang sebelumnya dilaksanakan di Desa Srengseng, Kecamatan Krangkeng tersebut diisi dengan beragam acara hiburan kesenian tradisional. Seperti sintren, kuda lumping, dan organ tunggal sehingga diharapkan mempermudah penyampaian kepada masyarakat khususnya yang berada di pedesaan. Dalam acara yang diikuti sekitar 300 peserta dari kalangan pemerintah, TNI, Polri, tokoh masyarakat serta kaum perempuan tersebut, juga diadakan dialog interaktif yang menghadirkan direktur pemetaan dan harmonisasi TKLN BNP2TKI, Naema SH MM. Kemudian tenaga profesional BNP2TKI, Benyamin Suprayogo dan Nuryati Solapari, salah seorang mantan TKI yang kini menjadi dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. Dijelaskan Supendi, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah potensi TKI. Berdasarkan catatan dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Indramayu, jumlah warga yang bekerja di luar negeri sampai dengan Oktober tahun 2014 sudah mencapai 16 ribu orang. Satu sisi, dengan menjadi TKI kesejahteraan warga semakin meningkat. Keberadaan mereka memiliki andil besar membantu program pengentasan pengangguran dan kemiskinan. Uang TKI yang dikirim ke tanah air membuat perekonomian di tempat tinggal TKI bergerak dan berkembang, serta keluarga TKI tidak jatuh miskin. Namun di sisi lain justru menimbulkan persoalan sosial seperti terjadinya keretakan rumah tangga. Pemkab menurutnya masih terus mengkaji dan berupaya agar dampak sosial tersebut dapat diminimalisir. Dengan dukungan dari BNP2TKI, Supendi berharap bisa ditemukan solusi yang tepat. “Para peserta diharapkan mengikuti acara ini dengan baik dan tularkan informasi serta ilmu yang didapat kepada warga lainnya,” harap Supendi. Sementara itu, kepala BNP2TKI melalui direktur pemetaan dan harmonisasi TKLN, Naema SH MM menyebutkan, selain di Kabupaten Indramayu kegiatan tersebut juga dilaksanakan di 7 provinsi meliputi 14 kabupaten dan 28 kecamatan di daerah kantong TKI. Mengangkat tema “Bersama TKI Membangun Negeri” event yang diselenggarakan Direktorat Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan, Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI tersebut, selain memberikan hiburan kepada warga masyarakat juga terkandung penyampaian pesan-pesan mengenai tata cara menjadi TKI yang benar dan prosedural. Kemudian diselipkan pemahaman mengenai kebijakan, program-program, serta capaian dan hasil-hasil yang dikerjakan BNP2TKI. “Dipilihnya kesenian tradisional sebagai media sosialisasi karena dapat mengomunikasikan langsung kepada masyarakat secara luas mengenai pesan-pesan dan tata cara menjadi TKI dengan benar dan prosedural, serta mencegah penempatan TKI nonprosedural,” jelas dia. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: