Tak Ada Rekonsiliasi

Tak Ada Rekonsiliasi

Munas Bali Tetap Digelar, Ical dan Airlangga Bersaing JAKARTA - Konflik internal Partai Golongan Karya hampir dipastikan bakal berlanjut. Harapan terjadinya rekonsiliasi antara kubu Aburizal Bakrie dengan Presidium Penyelamat Partai pimpinan Agung Laksono padam sudah. Setelah dicoba untuk dilakukan rekonsiliasi menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Bali yang dibuka hari ini, ternyata dua kubu tidak berhasil menemui kesepakatan. ”Klir, belum ada kesepakatan,” ujar Agung Laksono, Ketua Presidium Penyelamat Partai saat dihubungi Jawa Pos (Radar Cirebon Group), kemarin (29/11) petang. Agung menyatakan, setelah ada pertemuan antara Presidium dengan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Laksono, ada setitik harapan agar rekonsiliasi dengan kubu Ical –sapaan akrab Aburizal- bisa terealisasi. Harapan itu adalah merealisaikan pelaksanaan Munas secara bersama-sama, dengan menentukan bulan pelaksanaan di tahun 2015. Namun, saat Akbar menyampaikan itu kepada Ical, Ketua Umum Partai Golkar yang dinonaktifkan Presidium itu menyampaikan permintaan yang bagi Agung tidak realistis. ”Pak Ical memang minta 2015, kami juga siap 2015. Tapi kok (Ical) mintanya (Munas) sampai Oktober 2015,” kata Agung. Menurut Agung, sikap tidak realistis Ical tidak hanya di situ. Meski meminta agar Munas Partai Golkar dilaksanakan pada Oktober 2015, Ical bersikukuh akan tetap menggelar Munas di Bali pada hari ini. Agung menyebut, jika Presidium sepakat, Ical dkk akan menggelar Munas di Bali, tanpa agenda pemilihan Ketua Umum. ”Agenda Munas di Bali adalah persiapan teknis Munas, nanti baru Oktober 2015 pemilihan Ketum. Ini mekanisme seperti apa, saya tidak habis pikir,” ujarnya dengan nada tinggi. Agung menegaskan, pola semacam itu jelas-jelas bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai. Apalagi, ujar mantan Menko Kesra itu, pelaksanaan Munas Bali disepakati melalui pleno yang tidak demokratis. Kepada Akbar yang menjadi mediator, dirinya mengingatkan sejauh mana pelanggaran, bila hal itu disepakati. ”Saya sudah berusaha, sudahlah Munas Januari 2015 saja. Itu ada dasarnya. Kalau seperti itu apa maksudnya,” ujarnya. Agung menyatakan, dengan kondisi itu, maka pelaksanaan Munas versi Presidium pada Januari 2015 akan tetap dilaksanakan. Dirinya menyebut jika Munas tersebut adalah Munas yang sesuai dengan AD/ART partai. Dirinya juga memastikan akan menolak menghadiri Munas di Bali itu. ”Kalau sekadar datang ke Bali, saya bisa saja. Siapa yang melarang. Tetapi, saya tidak akan datang ke Munas,” tandasnya. Kegagalan rekonsiliasi itu sedikit banyak dikonfirmasi oleh kubu Aburizal. Panitia Organizing Committee Munas Golkar Bali, Bambang Soesatyo memastikan jika pelaksanaan Munas di Nusa Dua itu akan tetap berjalan sesuai jadwal. ”Kami panitia tengah bekerja keras mempersiapkan perhelatan lima tahunan itu. Kami sudah mempersiapkan panggung atau ring pertarungan dengan baik, kalaupun tidak jadi islah, ya Munas jalan terus,” ujar Bambang. Menurut Bambang, panitia tidak memiliki urusan dengan proses islah yang berpotensi mengganggu jadwal Munas. Ada atau tidak ada islah, Munas di Bali akan jalan terus, dengan dua kandidat yang siap bertarung, yakni Ical selaku incumbent dan Airlangga Hartarto. ”Jadwal Munas yang ditetapkan 30 November itu bukan keputusan pribadi-pribadi, baik Agung maupun ARB (Ical, red), tapi keputusan Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional) yang diputuskan bulat 34 DPD I seluruh Indonesia, dan 10 organisasi yang mendirikan dan didirikan Partai Golkar,” ujarnya. Bambang menyatakan, panitia kemarin juga sudah sibuk dengan berbagai persiapan. Panitia sudah mengkoordinasikan pihak-pihak keamanan untuk mengantisipasi membludaknya peserta. Panitia juga mengantisipasi adanya tamu-tamu tidak diundang. ”Panitia tidak saja meminta bantuan polri, TNI dan ribuan Pecalang. Tapi juga kita turunkan pasukan keamanan internal dari berbagai organisasi/ormas yang mendirikan dan didirikan Partai Golkar,” ujarnya. Sampai kemarin, ujar Bambang, sebagian DPD I dan DPD II sudah berdatangan di tujuh hotel yang panitia sediakan di sekitar Nusa Dua. Bambang dapat memastikan seluruh DPD I dan DPD II, walau mendapat ancaman dari berbagai pihak agar tidak menghadiri Munas IX Golkar di Bali, akan datang ke pulau dewata ini. ”Hal itu terkonfirmasi dari surat registrasi/pendaftaran yang ditandatangani oleh ketua-ketua dan para sekretaris DPD I dan DPD II lengkap dengan jumlah delegasinya,” ujarnya. Bambang menambahkan, panitia juga mengundang perwakilan dari parpol lain, terutama Koalisi Merah Putih untuk hadir dalam Munas. Para tokoh dan pimpinan parpol anggota KMP seperti Amien Rais, Hatta Rajasa, Prabowo Subianto, Anis Matta, Surya Dharma Ali, Djan Faridz, Syarief Hasan juga telah memastikan menghadiri acara pembukaan Munas Golkar pada Minggu malam. (bay/aph/idr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: