Sri Panuti Masih Belum Dapat Dipulangkan

Sri Panuti Masih Belum Dapat Dipulangkan

JAKARTA - Simpul kasus mutilasi TKI Sri Panuti di Kota Perak, Malaysia, masih belum bisa terurai. Hal tersebut dikarenakan proses identifikasi yang masih belum diakui pihak kepolisian Malaysia. Alhasil, permintaan pihak keluarga untuk segera memulangkan jenazah korban ke Indonesia harus tertunda cukup lama. Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya terbaik untuk memulangkan jenazah sesuai permintaan pihak keluarga. Namun, hal tersebut memang masih terbentur dengan kepastian identitas korban karena nama yang berbeda. Masyarakat distrik Ayer Tawar, Manjung, Kota Perak, mengaku mengenal korban dengan nama panggilan Ana. “Sebenarnya tiga hari yang lalu kami sudah mengambil foto korban dari salah satu media dan kami berika ke otoritas. Waktu di­tanyakan ke teman-temannya, foto terse­but diakui memang mirip dengan korban. Namun, karena foto yang kami ambil masih blur, pihak kepolisan masih belum percaya dengan verifikasi visual itu,” ungkapnya kepada Jawa Pos kemarin (13/12). Di sisi lain, proses pencocokan DNA diakui bakal memakan waktu cukup lama. Pihak kepolisian Malaysia mengaku butuh waktu 10 hari untuk mendapatkan hasil pencocokan tersebut. Dengan asumsi tersebut, jasad baru bisa dipulangkan pada akhir 2014. “Kami sudah meminta kepada kepolisian supaya prosesnya dipercepat. Mereka bilang diusahakan tapi belum ada kepastian,” ungkapnya. Terkait penangkapan pelaku mutilasi, lanjut dia, pihak kepolisian setempat juga diakui menemui kendala besar. Salah satu yang diduga pelaku, TKI bernama Ari alias Bejo, diperkirakan sudah merencanakan untuk menghilang. Pasalnya, pihak otoritas juga tak bisa menemukan kartu identitas pria tersebut. Apalagi, Ari diduga merupakan TKI ilegal. “Menurut informasi dari kepolisian yang kami terima, dia berasal dari Jawa Barat. Tapi, kami belum tahu tepatnya di mana. Yang jelas, polisi memang kesulitan mengetahui keberadaan orang ini. Karena yang diketahui hanya nama panggilan, imigrasi pun sulit memastikan apakah dia masih ada di Malaysia atau bahkan sudah ke luar negeri,” imbuhnya. Hermono pun berencana untuk segera me­ngunjungi lokasi korban dan mena­nyakan secara pribadi saksi-saksi yang ada disana. Dia bakal menunjukkan foto korban yang lebih jelas dari pihak keluarga untuk dicocokkan ke masyarakat sekitar. “Kebetulan besok saya ada acara di dekat sana. Setelah selesai, saya akan coba mampir dan mencari informasi,” terangnya. Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengaku terus memberikan dukungan untuk menjamin kelancaran tindak lanjut kasus tersebut. Melalui Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta), pihaknya terus membantu kepulangan jenazah Sri Panuti.  (bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: