14 Meninggal Akibat Demam Berdarah

14 Meninggal Akibat Demam Berdarah

INDRAMAYU – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2014 ini memang belum dikatakan sebagai wabah atau kejadian luar biasa (KLB). Meskipun demikian, masyarakat diminta tetap waspada terhadap penyakit ini. Masyarakat harus tetap menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak ada tempat yang akan menjadi sarang nyamuk. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, dr H Dedi Rohendi MARS, usai menghadiri rapat kerja di DPRD Indramayu, Senin (15/12). “Untuk DBD kasusnya masih belum dikatakan sebagai wabah. Sepanjang tahun 2014 tercatat ada 14 orang yang meninggal akibat DBD. Jumlah ini naik dibandingkan tahun 2013, dimana yang meninggal akibat DBD hanya 12 orang,” ujar Dedi. Dedi mengungkapkan, masyarakat harus bisa menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah meluasnya demam berdarah, yaitu melalui gerakan 3M. Pertama adalah menutup bak mandi dan penampungan air lainnya agar nyamuk tidak bersarang di dalamnya. Kemudian menguras bak mandi minimal satu minggu satu kali, agar tidak menjadi sarang nyamuk. Sedangkan M yang ketiga adalah mengubur kaleng, ban bekas, atau tempat lainnya yang bisa menjadi genangan air dan menjadi tempat bersarang nyamuk. “Selain melalui 3M tadi, yang lebih penting lagi adalah bagaimana menjada lingkungan rumah tetap bersih dan sehat,” tandasnya. Selain demam berdarah, Dedi juga berharap kepada masyarakat agar mewaspadai sejumlah penyakit lainnya. Diantaranya penyakit yang disebabkan oleh makanan, sperti tipes, disentri, dan diare. Kemudian penyakit akibat perubahan cuaca seperti ISPA, dan juga sejumlah penyakit lainnya. Menurutnya, masyarakat harus benar-benar bisa menjaga kesehatan melalui asupan makanan yang cukup. Selain itu juga harus tetap menjaga kebersihan lingkungan, terutama sudah memasuki musim penghujan. “Yang juga harus diwaspadai adalah munculnya penyakit kejiwaan ketika terjadi hujan dan banjir. Karena banyak warga yang akan terguncang akibat gagal panen, termasuk gagal panen empang yang sempat terjadi beberapa waktu yang lalu,” pungkasnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: