Disperindag Temukan Belasan Makanan Berformalin

Disperindag Temukan Belasan Makanan Berformalin

SUMBER– Dinas Perindustrian dan perdagangan (disperindag) Kabupaten Cirebon menemukan belasan makanan yang terindikasi kuat menggunakan formalin dan kedaluarsa, saat melakukan inspeksi mendadak di Pasar Jamblang, Pasar Pasalaran dan salah satu supermarket di Kecamatan Jamblang, Rabu (17/12). Pantauan Radar, beberapa petugas memeriksa jenis kandungan makanan yang diperjualbelikan mulai dari tahu, tempe, ayam hingga sejumlah makanan kering lainnya seperti mi dan kue. Khusus mi basah ditemukan indikasi penggunaan formalin karena terlihat mengkilap dan tidak ada lalat. Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disperindag, Ade Hasan mengatakan, dari hasil sidak tiga titik itu, pihaknya mengamankan belasan sampel makanan kering dan basah yang diduga terindikasi menggunakan formalin. “Kami menemukan beberapa komoditi yang sudah masa expire terlalu jauh. Dari bulan Juni 2014 masih dijual. Sedangkan di supermarket sendiri kita menemukan makanan dalam kaleng yang penyok atau rusak, kemudian ada beberapa makanan seperti ayam yang tidak ada kedaluarsanya,” ujar Ade, kepada Radar. Semua barang yang ditemukan tidak layak konsumsi, kata Ade, disita untuk diuji laboratorium. Dicurigai terdapat makanan seperti tahu dan mi basah menggunakan zat berbahaya. Usai sidak, pihaknya telah menegur pengelola supermarket dan pedagang di Pasar Jamblang serta Pasalaran agar lebih memperhatikan kesehatna konsumen. “Kami juga menghimbau kepada masyarakat agar lebih cerdas, sebelum membeli konsumen harus teliti dalam  membeli makanan dengan melihat masa expirenya,” ucapnya. Sementara itu, supervisor food salah satu supermarket, Suparyono mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung dengan adanya inspeksi mendadak seperti ini, sehingga bisa diketahui mana saja yang tidak layak konsumsi. “Sebetulnya, bisa muncul seperti ini karena ada beberapa prodak yang lolos dari sensor pihak supplier yang sudah masuk ke toko kita. Kita juga mengakui tidak melakukan kroscek ulang,” tuturnya. Dalam hal ini, tambah dia, tidak ada unsur kesengajaan. Setiap pekan, pihaknya melakukan sortir produk, baik kemasan maupun kualitas. “Memang ini karena kurang kontrolnya kita,” tukasnya. (sam)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: