2019, PLTA Jatigede Suplai Listrik
JAKARTA - Program-program pembangunan pembangkit listrik terus dikebut. Ini dilakukan untuk menjawab pesatnya peningkatan permintaan listrik di Tanah Air. Salah satu pembangkit yang siap dibangun adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede berkapasitas 2x55 MW. Proyek yang berlokasi di Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, ini kemarin (19/12) memasuki tahap penandatanganan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, construction/EPC). Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji dan Deputy Managing Director Asia-Pasific Sinohydro Corporation Limited Deng Xi dari konsorsium Sinohydro-PT Pembangunan Perumahan (PP) yang akan membangun PLTA Jatigede. Nur berharap, setelah ditekennya EPC ini, PLTA Jatigede dapat secepatnya dibangun dan dijadwalkan selesai 48 bulan sejak financial closed. ’’Jika pembangunan proyek PLTA ini bisa dimulai awal 2015, dan semua berjalan sesuai perencanaan, maka diperkirakan pada awal 2019 PLTA Jatigede sudah dapat menyuplai pasokan listrik ke dalam sistem kelistrikan Jawa, namun saya harapkan bisa selesai lebih cepat dari schedule,’’ kata Nur setelah penandatanganan EPC di PLN Kantor Pusat, Jakarta. PLTA Jatigede nantinya akan memanfaatkan air yang ada di Jatigede yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Air itu selain untuk kebutuhan membangkitlan listrik melalui PLTA, juga dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan irigasi seluas 90 hektare (ha) dan upaya pengendalian banjir untuk daerah Pantura Jawa, terutama antara Cirebon dan Indramayu.’’Listrik yang dihasilkan PLTA Jatigede akan masuk ke dalam sistem transmisi 150 kV Jawa-Bali,” sebut dia. Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur Purwakarta dan terbesar di Asia Tenggara. Waduk Jatigede dibangun dengan menelan dana sebesar Rp1,15 triliun. Total keluarga yang terkena proyek sebanyak 11.469 kepala keluarga dengan luas lahan sekitar 4.983 ha. Rencananya waduk ini akan mulai dialiri air pada Juli 2015. Nur menambahkan, sejatinya Indonesia memiliki potensi air yang besar. Mengutip Hydropower Potential Study, potensi tenaga air di Indonesia terdapat 75.000 megawatt (MW), setelah dilakukan proses penyaringan terdapat 25.600 MW yang layak untuk dikembangkan. Saat ini baru berkisar 4.000 MW atau 6 persen dari potensi PLTA yang telah dimanfaatkan, dan dalam waktu 10 tahun ke depan direncanakan akan dibangun PLTA sebesar 6.300 MW, baik oleh PLN, pemerintah maupun pengembang listrik swasta. Sejak 2011, pemerintah dan PLN telah menyusun masterplan hydro power yang merekomendasikan pengembangan pembangkit tenaga air dengan total kapasitas sebesar 12.900 MW untuk dikembangkan sampai 2027. ’’Usaha mengoptimalisasikan sumber daya air melalui bendungan besar merupakan bagian dari upaya membantu membangun ketenagalistrikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan, alternatif selain BBM,” terang Nur. (lum)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: