Baiknya Ano-Azis Ngobrol

Baiknya Ano-Azis Ngobrol

BK-Diklat Malah Jadi Sorotan karena Banyak yang Tidak Tersentuh Mutasi KEJAKSAN- Draft mutasi yang disusun Wawali Nasrudin Azis dan tim Baperjakat (ada sekda dan BK-Diklat) diubah total hingga mutasi pun gagal total. Hal ini menimbulkan tanda tanya banyak kalangan, salah satunya pengamat hukum DR Cecep Suhardiman SH MH. Draft yang disiapkan wawali, kata Cecep, sudah seizin atau hasil koordinasi dengan wali kota. “Itu sesuai aturannya, wakil wali kota mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, juga melaksanakan tugas dan pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah,” kata Cecep kepada Radar, kemarin. Jika kemudian draft itu diubah, sambung Cecep, kenapa wali kota tidak langsung membicarakan hal itu dengan wakilnya. “Kenapa harus melalui sekda dan kepala BK- Diklat? Ini yang perlu diluruskan. Harus ada komunikasi berdua. Karena yang bisa mewakili untuk melaksanakan tugas kalau wali kota berhalangan ya wakil wali kotanya. Bukan sekda atau BK-Diklat,“ tandasnya. Pihaknya juga mendesak DPRD untuk pro aktif, minimal melalui pimpinannya menjembatani polemik ini. “Bukan berarti mengintervensi persoalan mutasi, tapi bertindak sebagai mitra eksekutif untuk ikut mencari solusi terbaik atas persoalan ini. Apalagi ada hal besar yang harus disepakati yaitu penyempurnaan APBD 2015 dan penjabarannya,” bebernya. Sementara akademisi Unswagati, Gunadi Rasta SH MH menilai gagalnya mutasi hendaknya menjadi evaluasi tidak hanya bagi wali kota tapi juga wakil wali kota. Karena dalam draft mutasi ternyata memunculkan nama-nama yang dianggap terlalu menduduki posisi strategis akan tetapi tidak bisa berlari kencang untuk melakukan reformasi birokrasi. Dirinya mencontohkan di BK-Diklat hampir sebagian orang yang bertugas di BK-Diklat sudah belasan tahun bertugas tapi tidak pernah kena mutasi. Menurut Gunadi, di luar BK-Diklat justru banyak PNS yang memiliki kompetensi dan visioner dalam bekerja. Yang terjadi saat ini justru terkesan jajaran BK-Diklat tidak tersentuh mutasi. “Wali kota dan wakil wali kota mesti berani melakukan reformasi birokrasi di BK-Diklat. Bongkar semua personil BK-Diklat dan pindahkan ke dinas lain,“ tegas Gunadi Rasta. Tidak hanya itu, ada staf yang ingin promosi eselon IV justru bermasalah di OPD yang selama ini bertugas. Persoalan ini mestinya yang harus dikaji dengan baik. Akademisi Untag, Lukmanul Hakim menganggap mutasi ini masih mengedepankan senioritas dan gerbong yang dikedepakan. Bahkan dirinya mensinyalir masih ada oknum-oknum tertentu yang menjadi bandar. “Mutasi yang terlalu memaksakan diri dan tidak pas ya akhirnya seperti ini,“ kata pria yang akrab disapa Buluk. Rotasi, kata Buluk, benar-benar kelihatan orang-orang yang dipasang tidak pernah muncul, tidak berpengalaman dan tidak memiliki jam terbang yang cukup. “Jadi ada yang ngebandarin, dan faktor senioritas,’’ tandasnya kepada Radar. Sementara itu kekecewaan Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH atas kegagalan mutasi tampaknya sedikit terobati setelah bertemu dengan anak yatim piatu kemarin (26/12) sore. Wawali memberikan santunan anak yatim piatu dan makan bersama di rumah dinasnya di Penggung. ‘‘Ini agenda rutin Pak Wakil bertemu dengan anak yatim,“ kata Umar Stanis Clau yang juga loyalis Nasrudin Azis. Umar menegaskan acara wawali dengan anak yatim piatu tidak ada kaitannya dengan hal politis. Karena selama ini wawali sering menggelar acara dengan anak yatim. “Mungkin teman-teman media baru tahu, padahal rutin lho,“ kata Umar. Sementara sumber Radar mengatakan mutasi hampir pasti tidak bisa diumumkan hari Senin 29 Desember. Waktu yang memungkinkan antara hari Selasa dan Rabu yakni tanggal 30 atau 31 Desember. “Ya antara dua hari itu,” kata sumber Radar. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: