Peringkat 3 Se-Jabar Angka Buta Aksara

Peringkat 3 Se-Jabar Angka Buta Aksara

Rapor Merah Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon masuk tiga besar sebagai daerah dengan angka buta aksara terbanyak se-Provinsi Jawa Barat. Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sempat merilis jika Kabupaten Cirebon menduduki peringkat 11, daerah dengan angka buta aksara terbanyak se-Indonesia. Fakta itu menjadi rapor merah bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon soal pengentasan buta kasara. Artinya, program pengentasan angka buta aksara harus menjadi pekerjaan rumah bersama. Terlebih bagi pemerintah daerah, tampaknya tak ada kata ampun. Memang pengentasan buta aksara ini bisa dibilang susah-susah gampang. Pasalnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon setiap tahunnya sudah menggelar berbagai program pengentasan buta aksara untuk masyarakat. Namun kendala yang berasal dari diri masyarakat hingga persoalan data kerap menjadi masalah klasik dalam pengentasan buta aksara. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), Hermana mengatakan, setiap tahunnya ribuan warga binaan yang menjadi sasaran pengentasan buta aksara diberi pendidikan melek huruf. Untuk tahun ini saja, sedikitnya 5.540 warga binaan akan mengikuti pendidikan. Jumlah 5.540 warga tersebut akan mengikuti pendidikan yang digelar Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di masing-masing kecamatan. \"Ada sedikitnya 554 kelompok yang akan kita berikan pendidikan melek huruf. Di mana masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang,\" tuturnya. Setiap tahunnya juga Dinas Pendidikan melakukan pelatihan tutor, sehingga mereka yang mengajar penduduk buta aksara sudah diberi pembekalan. Masa mengajar pun digelar selama 114 jam, dengan materi ajar calistung dasar. \"Nanti mereka (warga buta aksara, red) yang sudah lulus akan mendapatkan Sukma atau surat keterangan melek aksara yang setara dengan kemampuan siswa kelas 3 SD,\" jelasnya. Dari data pemantauan yang ada, warga buta aksara terbanyak berada di usia 25 hingga 59 tahun. \"Karena sesuai dengan undang-undang pun pemberian pendidikan melek aksara ini difokuskan pada usia 15-59 tahun,\" sambungnya. Masing-masing kelompok belajar sendiri akan diguyur dana stimulan sebesar Rp3,7 juta setahun. Dana tersebut diperuntukan sebagai biaya operasional pembelajaran warga. Soal data valid mengenai warga buta aksara, Hermana mengaku, Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon tidak memilikinya. Yang dimiliki saat ini adalah data warga buta aksara dari hasil pemantauan para penilik atau pengelola pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM). Sehingga, validitas data yang ada bisa diragukan. \"Karena yang pertama, mereka melakukan pendataan tanpa anggaran. Kedua, metode pendataannya pun tidak diketahui, sehingga data yang ada tidak valid,\" tuturnya. Maka dari itu, untuk saat ini pihaknya bersama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Cirebon dan Badan Pusat Statistik (BPS) sedang melakukan pendataan terhadap warga buta aksara. Dijadwalkan 25 November lalu rampung, tapi hingga kini pendataan masih dilakukan. Dari kabar yang terakhir didapatnya, masih terdapat sejumlah kecamatan yang belum menyerahkan data seperti Arjawinangun, Panguragan, Greged, Palimanan, Suranenggala, Sumber, Dukupuntang dan beberapa kecamatan lainnya. \"Memang agak susah untuk mencari akurasi data. Maka dari itu kita menunggu hasil dari Bappeda ini. Untuk kemudian menjadi dasar kami dalam melakukan program pengentasan kemiskinan,\" lanjutnya. Pada pendataan yang dilakukan akan tercatat warga dengan sistem by name by adress. Sehingga akan diketahui nama-nama warga buta huruf di Kabupaten Cirebon. \"Nanti dari sini, baru akan terlihat progres pengentasan kemiskinan secara pasti. Karena sasarannya sudah diketahui,\" tukasnya. Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Provinsi sediri, sekitar 65.800 warga Kabupaten Cirebon tidak melek huruf. Sementara berdasarkan data pemerintah pusat, warga buta aksara berada di angka 75 ribu. Terpisah, Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon Elan Jaelani mengatakan, hingga saat ini bersama dengan instansi terkait pihaknya masih merampungkan pendataan warga buta aksara. \"Sekarang semuanya sedang berjalan. Kami masih sedang melakukan pendataan warga buta aksara. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa rampung,\" tukasnya. (Ida ayu komang triyani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: