Banyak yang Mati Suri

Banyak yang Mati Suri

Jumlah koperasi di Kabupaten Cirebon sebanyak 677 unit. Namun hampir setengahnya dalam kondisi tidak sehat. Artinya, sekitar 305 koperasi dalam kondisi hidup segan mati pun tak mau. BERDASARKAN data hasil kajian Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon bersama dengan perguruan tinggi, diketahui sebanyak 372 koperasi dalam kondisi aktif dan sehat. Meskipun banyak terdapat koperasi skala kecil, namun ke-372 aktif dan setiap tahunnya menggelar rapat akhir tahun (RAT). Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon Sujono SE MM menjelaskan, dari pengkajian itu diketahui bahwa 305 koperasi “mati suri”. Koperasi yang termasuk ke dalam kategori “mati suri” ini karena tidak jelas keberadaan dan pertanggungjawabannya. “Ada yang tidak berani memper­tang­gungjawabkannya melalui RAT, ada juga yang hanya berdiri, namun tidak aktif,” tuturnya, kemarin (8/1). Faktor tidak mampunya SDM mengelola koperasi dengan baik, juga menjadi salah satu kendala utama yang menyebabkan banyaknya koperasi “mati suri”. Di samping itu, mengusung konsep simpan pinjam, banyak juga koperasi yang dibuat kecele oleh warga. Masyarakat di sekitar melakukan peminjaman, namun sulit untuk mengembalikan uang pinjaman tersebut. “Nah, banyak masalah klasik dan sudah terjadi dari dulu. Ini yang sedang coba kita benahi, khususnya di SDM,” sambungnya. Jono mengakui, tak sedikit pengelola koperasi yang tidak mengetahui tatabuku keuangan. Entah itu menyusun neraca atau laporan rugi laba. Diakuinya, untuk tahun 2015 sendiri, akan digelar sekitar delapan kali pelatihan untuk pengurus koperasi. Tidak hanya itu, untuk mengoptimalkan keberadaan koperasi, pihaknya akan menginisiasi regulasi berupa peraturan daerah dan juga peraturan bupati. Sehingga pengembangan dan pemberdayaan koperasi bisa lebih optimal. “Untuk SDM yang masih kurang paham, kita magangkan mereka di tempat koperasi yang sudah maju,” lanjutnya. Jono juga mengatakan, tidak sedikit koperasi di wilayah Kabupaten Cirebon yang cukup berkembang. Bahkan, omzetnya pun sudah ratusan juta hingga miliar rupiah. Untuk koperasi-koperasi yang aktif dan tatakelolanya sudah baik tersebut, Diskop dan UMKM mencoba menjalin kemitraan dengan pihak swasta lainnya. Sehingga, produk koperasi yang ada semakin beragam. “Nah, untuk kemitraan ini juga kan harus ada regulasinya. Maka dari itu, keberadaan regulasi ini sangat penting,” tuturnya. Lalu bagaimana dengan koperasi pegawai? Sujono mengatakan, untuk koperasi pegawai yang ada, hampir rata-rata dalam kondisi sehat. Mengingat, untuk pembayaran pinjaman sendiri, rata-rata menggunakan sistem potong gaji. Sehingga, minim adanya anggota koperasi yang mangkir dari pembayaran cicilan pinjaman. “Secara SDM-nya juga sudah baik, sehingga untuk koperasi pegawai ini tidak ada masalah,” tukasnya. Sementara untuk koperasi yang “mati suri” itu, pihaknya akan kembali melakukan pengkajian. Bila memang koperasi tersebut masih dapat diselamatkan, akan dilakukan pembinaan, agar menjadi koperasi yang aktif dan sehat. Bila kondisinya sudah tidak mungkin berdiri sendiri, tidak menutup kemungkinan akan dimerger dengan koperasi yang ada di lokasi sekitar. “Banyak opsi yang akan kita munculkan. Yang pasti koperasi yang ‘mati suri’ ini menjadi PR kita,” tukasnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon R Chakra Suseno mengatakan, selama ini respons masyarakat terhadap keberadaan koperasi cukup baik. Hanya saja, terkadang pengelolaan koperasi masih kurang optimal. “Memang kami juga di DPRD sepakat bila koperasi itu diaktifkan kembali. Karena selama ini respons masyarakat terhadap koperasi bagus. Saat reses banyak yang menanyakan juga perhatian pemerintah soal koperasi dan ini menjadi konsen kami,” tuturnya, kemarin (8/1). Chakra pun mengaku, akan mencoba memperdalam persoalan yang ada di koperasi ini. Sehingga akan diketahui masalah ini yang membuat koperasi kerap kali “mati suri.” “Ada koperasi memang aktif, lalu hanya aktif sebentar atau bahkan seperti koperasi abal-abal. Nah, ini harus kita cari tahu dulu persoalannya seperti apa agar masalahnya menjadi jelas,” tukasnya. (ida ayu komang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: