Densus Tangkap Empat Terduga Teroris
Satu Teroris Tewas Dalam Baku Tembak JAKARTA - Penindakan terhadap terduga teroris tidak pernah berhenti. Kemarin (10/1) Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri berhasil menangkap empat orang terduga teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) di Sulawesi Selatan. Ada juga satu terduga teroris yang tewas setelah melawan hingga terjadi baku tembak. Empat terduga teroris yang ditangkap adalah Saiful Jambi alias Ipul, Rustam alias Ape, serta suami istri Hasan dan ROS. Untuk satu terduga teroris yang tewas bernama Ilham Syafii. Keempat terduga teroris yang telah ditangkap sedang diperiksa untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut. Sesuai kronologis Mabes Polri, sekitar pukup 09.45 Tim Densus 88 telah mengikuti terduga teroris Ilham Syafii di desa Bungadidi, dusun Beringin, Tanalili, Luwu Utara, Sulsel. Namun, terduga teroris ternyata mengetahui kalau telah dikuntit. Akhirnya, Syafii kabur menuju ke sebuah perkebunan. Saat Tim Densus mengejar, ternyata Syafii melakukan perlawanan. Dia berupaya menembak petugas, akhirnya terjadi baku tembak. Dalam beberapa saat, Syafii tertembak dan tewas ditempat. Setelah itu, secara berantai, Densus 88 menangkap Saiful Jambi, Rustam dan suami istri Hasan-ROS di tempat terpisah. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan, untuk terduga teroris yang tewas bernama Syafii memiliki keterlibatan yang cukup luas dalam tindakan terorisme. Diantaranya, dia menjadi pendukung pendanaan terror kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Lalu, dia juga ikut terlibat dalam pelatihan militer bersama kelompok Santoso dan Daeng Koro. “Sayang, terpaksa petugas harus menembak karena Syafii melawan,” paparnya. Untuk Ipul alias Saiful juga terlibat dalam beberapa kegiatan terorisme, seperti pelatihan militer atau tadrib di Topoyo, Sulbar. Yang lebih mengkhawatirkan, Ipul ini juga terlibat dalam pembuatan bom bersama tersangka terorisme bernama Oca. “Oca ini sudah tertangkap,” paparnya. Ipul ini juga berperan untuk menerima kiriman dana dari sejumlah pihak yang mendukung MIT. Bisa dibilang, Ipul merupakan pengurus keuangan dari kelompok MIT. “Dia juga menyembunyikan DPO Daeng Karo. Perannya tentu akan terus dikembangkan,” ujarnya. Selanjutnya, Rustam alias Ape yang ditangkap di Jalan Mentawai, Kayamanya. Perannya hampir sama dengan Ipul. Rustam mengikuti pelatihan militer di Morowali pada 2007, membantu pembelian logistic kelompok MIT dan membantu keuangan untuk operasi Tuturaga Morowali. “Dia ini juga membantu pelarian DPO Daeng Koro,” paparnya. Terakhir, Hasan dan ROS memiliki peran pengurusan pendanaan kelompok MIT dan menyiapkan berbagai logistik. “Mereka juga turut serta menyembunyikan DPO Daeng Koro,” paparnya saat dihubungi kemarin. Dari proses penangkapan berantai itu, ada sejumlah barang bukti yang disita. Di antaranya, satu pucuk senjata pistol jenis Browning hi power automatic caliber 9 mm dengan lima butir peluru, satu buah handphone dan pisau lipat. “Pistol ini milik terduga teroris yang tewas,” paparnya. Ronny menjelaskan, semua pelaku ini dipastikan telah melakukan berbagai kegiatan teror, bukan dalam tahapan akan melakukan teror. “Kami memiliki dasar yang kuat untuk menangkap, mereka itu sindikat,” terangnya. Apakah dengan penangkapan tersebut diketahui ada rencana terror lain? Dia mengatakan bahwa belum ada indikasi kearah sana. Namun, kepolisian memastikan akan terus mencari informasi tersebut. ”Kami tentu akan mendalami kemungkinan itu,” ujarnya. (idr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: