3 Pejabat Diduga Pecandu
250 Pejabat Eselon II dan III Tes Urine KUNINGAN - Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis), di Aula Kantor Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Senin (14/11), berujung tegang. Begitu rapat ditutup, peserta mendadak dintruksikan untuk tidak boleh meninggalkan aula. Dua pintu masuk aula pun ditutup rapat dengan penjagaan ketat Satpol PP. Satu per satu pejabat eselon II dan eselon III dipanggil. Di luar, mereka terkejut karena para petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kuningan sudah menunggu untuk tes urine dengan menggunakan 2 toilet milik kantor Bapeda. Tes urine baru selesai pukul 13.00. Hasilnya, disebut-sebut ada 3 pejabat terindikasi mengonsumsi narkoba. Sayang, tidak ada satu pun petugas BNN mau membeberkan hal itu. “Ya, ada beberapa, tapi bukan berarti positif. Hasil tes pack itu masih harus dikonfirmasi resmi ke dokter, karena bisa saja pejabat itu baru makan obat dokter,” jelas salah satu petugas BNN, yang minta namanya tidak dikorankan, kepada Radar. Terpisah Kepala BNN Kuningan, Guruh Irawan Zulkarnaen SStp MSi, mengaku tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan hasil tes urine ini. Sebab hasilnya langsung diserahkan ke bupati dan sekda. Yang jelas, tes urine dilakukan secara rahasia untuk mengetahui apakah ada pejabat mengonsumsi narkoba. “Ini untuk keteladanan. Sebelum kita berkoar ke masyarakat, kita ingin pejabat steril dulu dari narkoba. Untuk memastikan, kita lakukan tes urine untuk pejabat eselon II dan III sekarang. Tapi mudah-mudahan negatif semua. Kalau negatif kan bisa memunculkan citra positif birokrat,” harap pria bertubuh tegap ini, Menurut dia, ada 250 pejabat sasaran test urine. Ia memastikan semua pejabat itu tersentuh. Sedangkan pejabat absen tetap harus mengikuti test urine susulan. Kata Guruh, tes urine akan berlanjut ke pejabat eselon lain. Terutama di tahun 2012, sudah ada anggarannya dari BNN. Perlu diketahui, tes urine memerlukan biaya tidak kecil. Untuk satu tes pack saja seharga Rp120 ribu. Terpisah, Sekretaris Daerah Drs H Yosep Setiawan MSi, saat dikonfirmasi belum mengetahui betul hasil tes urine pejabat tersebut. Sebab belum menerima laporannya dari BNN. “Saya belum tahu. Kan harus ke BNN provinsi dulu, baru ada tembusan ke saya. Sungguh belum tahu,” tegas Yosep, memastikan. Sementara, Bupati H Aang Hamid Suganda menegaskan, tidak akan main-main dengan narkoba. Jika ada pejabatnya terbukti mengonsumsi narkoba, maka Ia akan memecatnya. “Kita sudah memecat banyak pejabat indisipliner, termasuk mengonsumsi narkoba. Kalau dari hasil ini pun memang terbukti ada, kita akan pecat,” tegasnya. Namun, hasil tes urine ini tidak bisa langsung untuk memvonis. Jika dari tes pack itu ada indikasi, maka harus ada beberapa proses konfirmasi ke pejabat itu sendiri maupun dokter. Karena bisa saja, pejabat tersebut sedang sakit dan sudah makan obat dokter. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: