Perahu Nelayan Cirebon Ditemukan
Sebagian Terendam Lumpur, Tiga Korban Masih Misterius CIREBON– Perahu Anjaya milik nelayan Desa Muara, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, ditemukan di perairan laut Bungko, Kapetakan di kedalaman 8 meter. Kini perahu tersebut sudah dievakuasi dan diletakkan di tanggul sungai Bondet, Kecamatan Gunung Jati, Senin (16/2). Penemuan tersebut saat nelayan dari Desa Bungko menebar jaring di perairan laut Desa Bungko. Saat diangkat, jaring tersebut menyangkut di sebuah benda. Karena tak ingin jaringnya rusak dan robek, nelayan kemudian berusaha menarik secara perlahan dan dibantu dengan beberapa peralatan seperti kayu sehingga jaring berhasil diangkat. Para nelayan terkejut karena yang terangkat dalam jaring adalah adalah tiang kapal yang biasanya berada di samping mesin kapal. Akhirnya tempat penemuan tersebut ditandai dengan pelampung dan segera melapor ke warga Desa Muara. Setelah diperiksa dan diperlihatkan ke pihak keluarga, diyakini kalau tiang kapal tersebut adalah milik kapal Anjaya. Proses evakuasi perahu pun direncanakan dan akhirnya pada Minggu (15/2), perahu tersebut diikat dan mulai ditarik menggunakan perahu yang mempunyai bobot lebih besar sehingga selanjutnya dievakuasi ke pinggir muara Bondet. “Posisi perahu ditemukan dengan bagian ujung depan masuk ke dalam lumpur dan bagian belakang berada di atas berdiri vertikal. Kita ikatkan tali di bagian belakang kemudian kita tarik menggunakan kapal yang ukurannya lebih besar,” ujar Sunadi, juragan Desa Mertasinga yang ikut dalam proses evakuasi. Menurutnya, dua dari tiga korban yang hilang tersebut adalah merupakan warga asli Desa Mertasinga yang berkeluarga di Desa Muara. Oleh sebab itu, warga Desa Mertasinga sudah dari awal selalu ikut dalam proses pencarian. Saat ini pihak keluarga sedang mencari tahu keberadaan ketiga korban, karena beredar informasi ada penemuan mayat laki-laki di wilayah Semarang. “Kita lagi koordinasi, dibantu kepolisian juga. Informasinya ada penemuan jenazah di Semarang. Tapi masih dikonfirmasi apakah ada kaitannya dengan tiga nelayan Desa Muara yang hilang,” katanya. Seperti diberitakan, ketiga nelayan Desa Muara, yakni Tasmadi (45), Suka (40), serta Edi Muslim (36), berangkat berlayar dengan kapal Anjaya dari sungai Bondet, Gunung Jati, sejak Kamis (5/2). Suharti (40) yang merupakan istri Suka, menuturkan pada saat itu suaminya berangkat dari rumah sekitar pukul 20.30 WIB bersama dengan kedua saudaranya untuk mencari rajungan dan ikan di laut. Menurut Suharti, dirinya baru tersadar akan kehilangan suaminya itu pada Jumat (6/2) siang sekitar pukul 14.00 WIB ketika suaminya sampai dengan saat itu tak kunjung pulang ke rumah. Padahal, seperti biasanya suaminya pulang ke rumah pada pagi hari sekitar pukul 10.00. Saat itu juga, ia berusaha mencari tahu keberadaan suaminya itu dengan menghubungi keluarga Edi dan Tasmadi. Ternyata mereka berdua juga belum pulang ke rumah. Pihak keluarga sendiri sudah mencari ke mana-mana, di darat dan di laut, namun sampai saat ini belum juga menemui titik terang keberadaan para nelayan itu. “Saya tidak memiliki firasat apapun sebelumnya tentang hal ini, saya hanya berharap suami saya bisa segera kembali ke rumah dalam keadaan sehat walafiat,” tuturnya, belum lama ini. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: