Siswa SLB Bisa Tampil Percaya Diri

Siswa SLB Bisa Tampil Percaya Diri

PARA siswa Sekolah Luar Biasa Pancaran Kasih Kota Cirebon begitu terampil dan menghibur. Keterbatasan secara fisik bukan berarti menghilangkan kepercayaan diri. Buktinya, mereka pun bisa mengembangkan bakat yang dimiliki, asalkan diberikan ruang dan motivasi. Halaman SLB B Pancaran Kasih Kota Cirebon tak seperti biasanya. Pagi itu, sekitar pukul 09.00 terdapat ten­da yang terpasang. Seluruh kur­si nampak sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Ya, di sana memang ada acara khusus da­lam rangka serah terima jabatan kepala sekolah luar biasa pancaran kasih. Tak hanya seremonial, para tamu undangan juga disuguhi pemandangan yang tak biasa. Siswa-siswi SLB menampilkan kreativitas dan bakatnya. Mereka tampil memukau dan menghibur. Keterbatasan tidak dijadikan alasan untuk malu tampil di depan publik. Mereka menampilkan tarian, puisi, peragaan model hingga stand up commedy. Penampilan yang terakhir ini yang paling lucu. Dengan gaya dan penampilan yang lepas, mereka tampil apa adanya. Mantan Kepala SLB-B Pancaran Kasih, Suyoto SPd mengatakan, munculnya kreasi anak-anak saat itu dimulai dengan tarian. Ia mengenalkan anak-anak berkebutuhan khusus di SLB-B dengan sendra tari. Di SLB-B itu sendiri dikhususkan bagi tuna rungu. Saat itu, sendra tarian merak yang ditampilkan bahkan pernah meraih juara 3. “Saat itulah, akhirnya ortu termotivasi bahwa anak yang difabel ini juga bisa tampil percaya diri, dan sekarang pemerintah sendiri sudah rutin menggelar event setiap tahunnya, bagi anak-anak berkebutuhan khusus,” ujar Suyoto. Pertama kali, mengajak mereka untuk tampil di depan publik memang cukup sulit. Suyoto menyebut butuh pendekatan ekstra terhadap anak-anak. Mereka juga harus diperlakukan secara khusus, layaknya kita memperlakukan anak sendiri. “Setelah itu, kita bentuk perlahan, munculkan kepercayaan diri mereka, agar bisa tampil lepas,” tukasnya. Di sekolah luar biasa sendiri mata pelajaran yang didapatkan tidak ada jauh berbeda dengan sekolah umum. Hanya saja ada beberapa pelajaran khusus. Untuk tuna grahita misalnya ada pelajaran bina diri. Tuna netra ada bina gerak, tuna wicara dan tuna rungu ada bina komunikasi. “Kita juga berharap orang tua juga tidak malu apabila memiliki anak yang berkebutuhan khusus, jangan sampai disembunyikan, berikan mereka pendidikan yang layak, agar mereka bisa berkembang,” imbuhnya mengakhiri. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: