Gedung DPRD Itu Bernama Grhadhika Purnacaraka

Gedung DPRD Itu Bernama Grhadhika Purnacaraka

SUMBER – Peringatan Hari Jadi ke-533 Kabupaten Cirebon tahun 2015, 2 April mendatang bakal menjadi kado istimewa bagi DPRD. Pasalnya, gedung yang biasa mereka tempati untuk menjalankan fungsi legislasinya akan diberi nama. Rencananya, nama yang akan disematkan pada gedung DPRD Kabupaten Cirebon adalah Grhadhika Purnacaraka. Nama tersebut dirumuskan beberapa pihak yang kepentingan dalam bidang kebudayaan, sejarah dan kesenian di Kabupaten Cirebon. Sejumlah pihak yang merumuskan itu di antaranya H Sarka Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbuparpora) Kabupaten Cirebon, Uuk S Kasi Kesenian Disbudparpora Kabupaten Cirebon, Mamah Titin budayawan, Ahmad Jajuli Ketua DKKC (Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon), Marsita budayawan, Sanali dari DKKC, H Sulama Hadi DKKC, Elang Panji Jaya pinata adat dan beberapa pengurus DKKC. “Grhadhika Purnacaraka artinya gedung penyempurnaan aspirasi masyarakat melalui utusan-utusan,” ujar Wakil Ketua DPRD, Drs H Subhan usai melakukan pertemuan dengan para budayawan dan Disbudparpora Kabupaten Cirebon di ruang Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, kemarin (2/3). Selain menamakan gedung, seluruh ruangan yang ada di gedung DPRD juga akan diberikan nama. Antara lain ruang paripurna diberi nama Abhimata, ruang fraksi diberi nama Caraka, ruang badan musyawarah diberi nama Paghostyan, ruang badan anggaran diberi nama Amithya, ruang badan pembentukan peraturan daerah diberi nama Dharmmamula, ruang badan kehormatan diberi nama Sabhaninddita, ruang komisi diberi nama Parartha, ruang pimpinan diberi nama Nayaka Praja dan ruang secretariat diberi bama Pranidhana. “Semua nama kita ambil dari bahasa sansekerta,” ujarnya. Subhan menjelaskan, pemberian nama dengan menggunakan bahasa sansekerta karena merupakan bahasa kuno dan hanya ditemukan dalam naskah karya sastra para pujangga zaman dulu. Apalagi karya sastra ini memiliki makna dan keindahan yang sangat luar biasa. “Ketika nama itu kita ambil dari bahasa sastra kuno ini, paling tidak ada unsur keindahan, sekaligus melakukan upaya pewarisan budaya,” jelasnya. Menurut Subhan, sebenarnya dalam pertemuan tersebut terjadi perdebatan mengenai pengambilan nama dan bahasa. Terlebih ada yang mengusulkan menggunakan bahasa atau kosakata dari bahasa Cirebon. Tapi, setelah dibedah, ternyata tidak jauh berbeda dengan bahasa sansekerta, baik kosakata maupun bahasanya. “Semua bahasa yang ada ditanah jawa berasal dari bahasa sansekerta, termasuk bahasa cirebon. Sehingga, tidak jauh berbeda,” bebernya. Rencananya setelah pembahasan ini akan ada pembahasan lanjutan di tingkat pimpinan, mengingat akan diparipurnakan. “Nanti pemakaian nama-nama tersebut dimulai pada saat hari jadi nanti,” ujarnya. Pemberian nama setiap gedung pemerintah nantinya tidak hanya gedung DPRD saja, setiap gedung akan diberi nama sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Apalagi saat ini tengah dibahas raperda tentang identitas daerah. “Mungkin gedung dewan akan menjadi pilot project,” tandasnya. Rapat tersebut juga dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Mustofa SH, ketua Komisi V DPRD Kabupaten Cirebon Bejo Kasiono dan para anggotanya. Kemudian Kadisbuparpora Kabupaten Cirebon Drs H Ma’mun Effendi beserta jajarannya dan para budayaan yang tergabung dalam Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon (DKKC). (jun)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: