Kejagung Dapat Temuan Baru

Kejagung Dapat Temuan Baru

Tim Satgasus Bawa Berkas Bansos ke Jakarta, Nanti Balik Lagi ke Cirebon CIREBON- Kerja Tim Satgasus Kejagung mengungkap kasus korupsi dana hibah bansos Kabupaten Cirebon tahun anggaran 2009-2012 belum selesai. Selama tiga hari menggeledah berbagai lokasi di Kabupaten Cirebon, tim ini ternyata menemukan data-data baru terkait kasus korupsi bansos. Kepala Kejaksaan Negeri Sumber, Dedie Triharyadi SH MH, mengakui ada temuan baru terkait kasus korupsi hibah bansos 2009-2012 setelah 3 hari penggeledahan di Kabupaten Cirebon. “Banyak temuan-temuan baru, dan ini akan dilaporkan ke Kejagung untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti,” ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin (6/3). Karena berhasil membawa temuan baru, maka langkah Satgasus Kejagung belum berhenti. Dedie mengatakan, tim yang sudah kembali ke Jakarta kemarin, dalam waktu dekat akan kembali lagi ke Cirebon untuk memperdalam kasus ini. “Rencananya mereka akan turun lagi. Maka dari itu saat ini dievaluasi dan dilaporkan dulu. Dalam waktu dekat ini (datang lagi, red),” tukasnya. Apakah dari temuan baru itu akan muncul tersangka baru atau ada jumlah kerugian negara yang bertambah? Ditanya hal ini, Dedie enggan memberikan penjelasan dengan alasan bukan kewenangannya. Ditegaskan Dedie, korupsi hibah bansos Kabupaten Cirebon sepenuhnya di tangan Satgasus Kejagung. “Itu (ada tersangka lagi, red) bukan kewenangan saya,” tandasnya. Sementara berdasarkan data yang dihimpun Radar, tim Satgasus Kejagung rupanya melakukan penggeledahan juga di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (DPSDAP) Kabupaten Cirebon. Dan lagi-lagi, sejumlah berkas yang berkaitan dengan bansos dibawa ke Jakarta. Sebelumnya, tim ini menggeledah sekaligus menyita rumah Wabup Cirebon H Tasiya Soemadi Al Gotas. Ada 3 rumah Gotas yang disita, yakni di RT 01 RW 06 Cempaka, Kecamatan Talun, dan dua rumah di perumahan Griya Caraka, Jl Hanjuan, Blok H 1 No 22, dan 23 RT 01 RW 07 Desa Kalikoa, Kecamatan Kedawung. Kedua rumah itu berdiri di tanah dengan masing-masing luas 60 m2 dan ditempati oleh keluarga tersangka korupsi hibah bansos lainnya Emon Purnomo (EP). Tim ini juga sudah menggeledah Distanbunakhut dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon. Di Distanbunakhut, sebanyak 13 berkas yang berkait dengan hibah-bansos di bidang pertenakan akhirnya dibawa. Sekretaris Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut), H Muhidin mengatakan data yang diminta oleh tim Satgasus adalah data yang berkaitan dengan masalah hibah bansos. Seluruh data yang diminta adalah masalah hibah bansos di bidang peternakan. “Ada 13 dokumen tentang masalah hibah bansos di bidang peternakan. Ya data-datanya yang ada hubungannya dengan peternakan,” tuturnya, Kamis lalu (5/3). Dikatakannya, selain 13 dokumen, 1 buah laptop juga dibawa oleh tim Satgasus. “Kita hanya membantu memfasilitasi dalam rangka proses hukum. Apa yang diminta, ya saya layani. Yang dicari apa saya tidak tahu persis, namun katanya masih akan dipilah lagi,” sambungnya. Berkas yang dibawa nantinya akan dikembalikan oleh tim Satgasus. “Tapi sampai kapannya saya tidak tahu. Yang jelas, katanya akan dikembalikan,” tukasnya. Sementara di DCKTR Kabupaten Cirebon, Tim Satgasus membawa 10 berkas dan 1 central processor unit (CPU). Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon, Sugeng Raharjo mengatakan sebanyak berkas yang diamankan masih berkaitan dengan bansos. 10 berkas tersebut berasal dari semua bidang yang ada di DCKTR. “Perihal bansos. Sesuai dengan berita acara peminjaman, ada 10 berkas yang diambil dan 1 CPU,” tukasnya. Selain dua dinas itu, tim juga mendatangi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Sumber. Di BPN, tim ini disebut-sebut mencari beberapa bahan yang terkait dengan aset milik Gotas. Sebelumnya, Kepala Kejaksaan Negeri Sumber, Dedie Triharyadi SH MH mengatakan hingga saat ini pihak kejaksaan masih membidik sejumlah aset yang memiliki potensi dugaan dibeli dari hasil korupsi hibah-bansos ketika tersangka Gotas masih menjabat sebagai ketua DPRD. “Yang kita bidik aset-aset yang dibeli pada tahun 2009-2012 sesuai dengan tahun anggaran bansos itu berjalan,” ujarnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: