BPLH Optimalkan Titik Pantau

BPLH Optimalkan Titik Pantau

MAJALENGKA – Guna meraih piala Adipura, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Majalengka terus berupaya meraih hasil optimal menjelang penilaian adipura tahap kedua. Salah satunya menggerakkan kegiatan Jumat bersih (Jumsih) di sembilan lokasi yang termasuk ke dalam titik pantau adipura. Kepala BPLH Majalengka, H Alimudin SSos MM MMKes mengatakan, jumsih melibatkan semua stakeholder dan pihak-pihak lain seperti Babinsa dan masyarakat umum. Jumsih sejatinya digelar bukan hanya menjelang adipura, tetapi masyarakat dan semua pihak membiasakan diri cinta lingkungan. “Kita harus berusaha lebih peduli terhadap lingkungan. Kita berbaur dengan Koramil dan masyarakat melalui kegiatan ini,” ujarnya, Jumat (27/3). Ditegaskan Alimudin, jumsih yang dilaksanakan satu pekan sekali diakuinya kurang maksimal. Padahal sudah tertuang dalam Perbup Nomor 36 Tahun 2010 tentang pembagian kavling ruas jalan dalam rangka pelaksanaan kebersihan jumat bersih. Melalui momen penilaian adipura, pihaknya berupaya mengintensifkan kegiatan tersebut agar kembali optimal. “Kegiatan jumsih tidak harus dioptimalkan menjelang penilaian adipura saja. Tetapi kita benahi dari dalam (BPLH, red) dulu sebagai contoh kepada semua elemen. Jadi kita harus lakukan dulu sebelum berkoordinasi dan menginstruksikan masyarakat maupun semua pihak terkait,” paparnya. Disamping jumsih, pihaknya juga telah berkoordinasi melalui rapat bersama semua pihak baik kepala OPD, camat Majalengka, Cigasong, para kepala sekolah yang ada di titik pantau. Termasuk koordinasi dengan BUMD yang ada di sepanjang jalan KH Abdul Halim. Dalam rapat koordinasi yang telah dilaksanakan Selasa (24/3) lalu di gedung SKB Majalengka, BPLH menyampaikan tentang hasil penilaian tahap pertama yang baru mendapatkan nilai 73,69. Sementara standar passing grade dipatok 75. Melalui koordinasi dengan semua pihak, diharapkan mampu menyukseskan adipura bersama-sama guna mendongkrak nilai tahap pertama. “Ada beberapa poin yang mendapatkan nilai kecil, terutama titik lemah seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA), terminal dan pasar tradisional Cigasong. Untuk terminal kami sudah berkomunikasi aktif dengan Dishubkominfo, begitu juga dengan Disperindag yang mengendalikan pasar. Karena di kedua titik itu aktivitas masyarakat sangat tinggi,” lanjutnya. Alimudin menambahkan, Majalengka merupakan kabupaten yang masuk pada tahap penilaian kedua di Jawa Barat dari 16 kabupaten dan kota. Penilaian pertama sudah dilaksanakan November 2014. Pihaknya kembali fokus terutama di sembilan titik pantau, diantaranya pemilahan sampah dan penyediaan tempat sampah di setiap kantor instansi. “Disamping para kepala OPD menyanggupi dan siap, kami juga tengah fokus di TPA. Karena dalam penilaian tahun ini, TPA menjadi kontrol berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya yang hanya sebagai pendamping nilai saja. Kami yakin dan optimis bahwa adipura tahun ini kembali diraih kabupaten Majalengka,” tandasnya. Sementara itu, wakil bupati Majalengka DR H Karna Sobahi MMPd juga optimis jika Kabupaten Majalengka meraih adipura setelah tahun lalu gagal. Adipura merupakan agenda rutin setiap tahunnya. Namun demikian, dalam agenda setiap tahun tentunya harus ada upaya maksimal. “Oleh karena itu, semua OPD dan unit kerja terutama yang ada di titik pantau agar lebih mempersiapkan diri. Menaikkan nilai dari 73,69 ke 75 itu tidak mudah, makanya perlu upaya maksimal. Dari titik pantau memang tidak ada perbedaan dari tahun sebelumnya, namun ada wilayah khusus misalnya pasar,” tegasnya. (ono) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: