BRI Berdayakan Masyarakat Pedesaan

BRI Berdayakan Masyarakat Pedesaan

CIREBON - Kios BRI terus berupaya memberdayakan ekonomi pedesaan lewat bisnis aplikasi Kios BRI. Bisnis ini memanfaatkan teknologi jaringan online (internet) yang cepat dan lintas tempat. Di Cirebon PT Dwimitra Raya Sejati bekerjasama dengan Keraton Kasepuhan menggelar Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Kios BRI bertema “Mensejahterakan Masyarakat Dengan Program Usaha Pembayaran Online Kios BRI”, Kamis (9/4). Perwakilan PT Dwimitra Raya Sejati Nikolas Didik Giantono mengungkapkan, bisnis ini salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian pedesaan. Targetnya satu desa minimal harus ada satu kios yang bisa menjadi kekuatan ekonomi desa di masa depan. Bisnis ini nyaris tanpa resiko, masyarakat hanya membutuhkan perangkat komputer atau PC, printer dan koneksi internet baik wifi atau modem. “Di kabupaten baru sekitar 5 persen, jadi peluangnya masih sangat besar. Sedangkan di kota kurang lebih sudah 50 persen,” ungkapnya pada Radar Cirebon ditemui usai acara, kemarin. Lanjutnya, jika perangkat siap maka pihaknya akan melaluklan setting  aplikasi di komputer atau laptop calon agen. Apa saja transaksi yang bisa dilayani?. Agen bisa melakukan layanan aneka pembayaran. Sebut saja pembayaran rutin PLN, tagihan finance (ADIRA, WOM, FIF), TV berlangganan, tiket KAI, Telkom, pembelian pulsa serta PDAM yang kini masih dalam tahap kerjasama. “Agen akan mendapat keuntungan berupa fee dari tiap transaksi. Tiap jenis transaksi berbeda besarannya, yang berbeda hanya untuk pembelian pulsa karena berupa laba langsung,” ujar dia. Didik menyebutkan, contoh besaran fee yang akan didapat per transaksi antara lain Rp1.300 untuk setiap transaksi Telkom, PLN Rp1.800, TV berlangganan Rp1.000, PT KAI Rp2.500 dan lainnya. Bisnis ini cukup menggiurkan, misalnya saja satu agen bisa mengkoordinir semua Kepala Keluarga (KK) di desanya, bisa dihitung penghasilan per bulan sebab satu KK bisa saja membayar lebih dari satu tagihan. “Terpenting agen harus memiliki deposit dan rekening BRI untuk transfer fee setiap bulan,” tuturnya. Ditambahkannya, sudah saatnya masyarakat pedesaan bisa mengembangkan ekonomi setempat, bukan dari desa lalu terkumpul ke pusat melainkan kembali lagi ke desa. Mengapa BRI? Karena BRI punya infrastruktur ditiap kecamatan yang mudah diakses siapapun, ini juga jadi bekal menghadapi MEA. “Sekarang kami masih jalan sendiri dulu untuk membuktikan pada pemerintah. Toh ini juga demi kemakmuran rakyat. Saatnya nanti pemerintah juga akan mendukung,” pungkasnya. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: