MUI Prihatin Buta Aksara Alquran
KUNINGAN – Berangkat dari keprihatinan masih banyaknya siswa setingkat SMP yang belum lancar baca Alquran, MUI Kuningan menggagas Gerbang MAS (Gerakan Pengembangan Membaca Alquran Masyarakat). Kemarin (22/4) di Sekretariat MUI lantai dasar Masjid Syiarul Islam, program tersebut diekspos. “Latarbelakangnya, kami melihat belum ada SKPD yang punya program mendasar berkaitan dengan kelancaran membaca Alquran. Selain itu, berangkat dari fenomena di masyarakat seiring dengan keluhan guru-guru di SMP maupun MTs yang ternyata banyak siswanya yang belum lancar membaca Alquran,” ungkap Ketua MUI Kuningan, KH Abdul Azis AN usai ekspos. Secara kebetulan, lanjutnya, Kuningan memiliki visi Agamis yang tercakup dalam Kuningan MAS. Sehingga, beberapa pertemuan dengan para pemangku kebijakan dilakukan guna mengatasi persoalan umat yang tengah terjadi. Pihaknya bersyukur akhirnya nyambung dengan besarnya dukungan dari Bupati, Wabup, Ketua DPRD dan juga Bappeda. “Nah, agar program ini tidak buyar maka sekarang para pemangku kebijakan kami undang. Kebetulan semuanya hadir, ada Pak Wabup, Pak Ketua Dewan, Pak Kasubag TU Kemenag, kepala Bappeda, dan juga para pewakilan fraksi di DPRD. Alhamdulillah semuanya mendukung. Malu lah kalau tidak mendukung pembangunan ummat,” ucapnya. Ke depan, Gerbang MAS tersebut akan menjadi program Pemkab Kuningan. Muncul usulan dari stake holder pemerintah, untuk dilaunching tepat 1 Muharam. Tujuan dari program ini untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran seluruh masyarakat usia 7-15 tahun. Selain itu, berubahnya perilaku masyarakat melalui interaksi Alquran. “Targetnya, tahun 2019 seluruh penduduk Kuningan usia 7-15 tahun mampu membaca Alquran,” tandas Azis. Dalam ekspos tersebut, muncul masukan dan pertanyaan dari peserta. Salah satunya datang dari Kyai Ujang Abdul Azis MH yang kini menjabat ketua komisi Hukum MUI Kuningan. Dia meminta komitmen dan political will pemda dalam pemberantasan buta aksara Alquran dengan melibatkan tokoh agama. Bahkan diharapkan, dalam pelaksanaannya nanti melibatkan pula seluruh stake holder tingkat kecamatan dan desa. “Ini mesti segera, karena meskipun magrib mengaja sudah berjalan, saya pernah nyoba jalan-jalan saat maghrib, anak usia SMP sekarang ini lebih menyenangi megang HP ketimbang ke masjid. Banyak pula dijumpai orang-orang yang masih nongkrong di pinggir jalan pas maghrib,” ungkap mantan ketua Panwaskab Kuningan itu. Dia juga meminta agar penerangan di sekolah-sekolah jangan dipadamkan. Sebab gelapnya sekolah kerap disalahgunakan oleh oknum pemuda untuk pergaulan bebas. Entah apakah tidak ada anggaran untuk penerangan atau seperti apa, yang jelas Ujang merasa itu harus dibenahi. “Kami juga berharap dalam pelaksanaan Gerbang Mas ini ditunjang dana yang cukup. Misal Rp5 miliar untuk 5 tahun pun bisa dianggarkan sebagai tahap awal,” usulnya. Tampak hadir, Kasubag TU Kemenag Kuningan, H Yusron Kholid MSi. Pejabat kemenag ini sangat mendukung program Gerbang MAS. Sebab, dalam menggelorakan Alquran, tidak cukup hanya dengan mengandalkan penyuluh agama melainkan seluruh elemen masyarakat. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: