Pasar Ciputat Makin Semrawut
Camat Siapkan Revitalisasi, Butuh Biaya Rp30 Miliar KUNINGAN - Belum ada solusi cepat untuk masalah kesemrawutan di Pasar Ciputat, Kecamatan Ciawigebang. Hingga 2015, pasar tradisional seluas 1 hektar milik Pemerintahan Desa Ciputat tersebut, bahkan kondisinya semakin semrawut. Kemacetan di pasar yang berada di lintasan jalan provinsi itu, sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Parkir mobil angkutan barang dan bongkar muatnya, sudah tidak teratur. Mobil angkutan desa, mobil pribadi, delman dan pejalan kaki, saling berebut jalan. Klakson pun saling serang, menambah bising suasana. Kondisi ruwet itu, lebih diakibatkan tumbuh kembang Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tak dikontrol. PKL semakin meluber memakan hampir seluruh area parkir Pasar Ciputat yang sempit. Bahkan hingga memakan badan jalan. Penuh sesaknya PKL dengan bangunan lapak yang apa adanya, menjadikan Pasar Ciputat juga terlihat kumuh. Tak hanya di muka, kondisi serupa terjadi di dalam pasar. Sempit, kumuh dan serba tak teratur. Kondisi yang serba tidak nyaman. “Sudah kita pikirkan solusi. Insya Allah segera kita benahi,” ucap Camat Ciawigebang Maman Rusmana, saat dikonfirmasi Radar Kuningan, Minggu (26/4) Sebab pasar tradisional tersebut merupakan kewenangan desa, Ia sudah memulainya dengan koordinasi guna meyakinkan pemerintahan desa terkait solusi kesemrawutan dan kekumuhan Pasar Ciputat. Maman bahkan mengaku sudah memfasilitasi rapat 3 kali. Satu kali terakhir dialog bupati dengan para pedagang dan aparat desa. Hasilnya mengkerucut pada kesepakatan untuk merevitalisasi pasar. “Untuk anggaran revitalisasi, kita tentu berharap bantuan kementrian perdagangan. Kita sudah susun proposalnya. Sekarang tinggal bagaimana upaya pemkab untuk bisa mendapat bantuan APBN itu,” katanya Hasil hitungan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, revitalisasi Pasar Ciputat membutuhkan biaya Rp30 miliar. Pedagang sangat berharap, besaran dana tersebut dibantu dari APBN maupun APBD provinsi. Sebab jika diberikan kepada pihak ketiga, jatuh harga kiosnya akan mahal. Jumlah kios Pasar Ciputat, sesuai data kini mencapai 300 unit lebih, los 100 unit lebih, adapun PKL mencapai 400 lebih. Untuk relokasi atau penyediaan pasar darurat untuk proses revitalisasi juga sudah dibahas. Maman memaparkan, relokasi tidak bisa dianggarkan dari dana pendamping pemkab, karena apapun proyek dana pemerintah harus ada bukti fisiknya. Sedangkan pasar darurat untuk relokasi sementara pedagang pasti kembali dibongkar. Sehingga fisiknya hilang. “Untuk itu, paguyuban pedagang sudah siap berswadaya untuk terwujudnya pembangunan pasar darurat dalam relokasi,” papar dia. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: