Latihan Senyum Semalaman
UNTUK kali pertama, wakil Indonesia melaju hingga top 3 Asia’s Next Top Model (AsNTM) cycle 3 melalui Ayu Gani. Capaian model asal Jogjakarta tersebut merupakan yang tertinggi sejak musim pertama ajang pencarian bakat model Asia itu. Kemarin (11/6) di The Conservatory Ballroom, Jakarta, perempuan 23 tahun tersebut bercerita tentang momen berharga sepanjang kompetisi. Rupanya, salah satu tantangan terberat yang dirasakan Gani adalah sesi smile photo shoot challenge dalam episode kelima. Karakter wajahnya yang fierce dan mata yang tampak menyipit ketika tersenyum membuat Gani kurang enjoy berpose tersenyum. Dia pun sukses melalui tantangan CloseUp Diamond Attraction, official smile partner AsNTM dalam episode tersebut. “Saya sampai berlatih senyum semalaman di depan cermin. Lama-lama mulai menemukan smiling pose yang paling nyaman,” ujarnya. Menurut Gani, tersenyum dalam keseharian dengan tersenyum ketika photo shoot sangat berbeda. Pose tersenyum ala Gani tetap memiliki karakter unik. Head judge AsNTM cycle 3, Georgina Wilson, yang ikut mendampingi Gani di Jakarta, kemarin (12/6), melontarkan pujian. “It’s a sexy smile. It’s like the camera always love her,” ucap model dan selebriti kenamaan Filipina itu. Meski sempat menjadi first-call-out pada episode kedua, Gani berhasil meningkatkan diri dan menyelesaikan tantangan-tantangan pada tiap episode. Sukses Gani masuk top 3 menjadi kebanggaan tersendiri. Model Indonesia tidak kalah bersaing dengan model-model dari negara lain di Asia. Di balik itu, peran besar ibunda tidak bisa dilewatkan. Sebab, sang mama lah yang mendorong Gani mengikuti ajang AsNTM. Sang mama yakin bahwa Gani memiliki karakter wajah model Asia dan mampu bersaing dalam kompetisi itu. “Mama jadi salah satu orang yang paling bangga. Tuh kan, apa Mama bilang,” tutur Gani menirukan ucapan mamanya. Dengan menjadi finalis Asia’s Next Top Model, karir Gani semakin terbuka luas di kancah internasional. Yang paling berharga, menurut Gani, adalah pengalaman serta pelajaran yang didapat. “Berinteraksi dengan belasan model dari negara-negara yang berbeda kultur. Tinggal satu rumah selama hampir tiga minggu. Dalam waktu yang sama, kami berkompetisi sekaligus bersahabat,” ungkap perempuan dengan tinggi 173 cm itu. (nor/c6/jan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: