Semburan Gas di Tukdana Masih Aktif

Semburan Gas di Tukdana Masih Aktif

INDRAMAYU- Semburan air yang disertai dengan keluarnya lumpur dan gas di Blok Cilumbu dan Gudang, Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, masih berlangsung. Semburan yang sudah terjadi hampir satu bulan itu, membuat warga mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). “Warga sesak napas karena setiap hari menghirup gas yang keluar dari tanah. Semburan air dan lumpur memang sudah sedikit berkurang, tapi semburan gasnya masih belum berhenti,” ujar Kuwu Sukaperna melalui Lurah Daski, kepada Radar, Selasa (23/6). Diungkapkan dia, warga juga semakin resah karena lokasi semburan kerap berpindah. Seperti diketahui, ketika pertama kali muncul jumlah semburan ada di 28 titik di dua blok. Setelah berlangsung selama dua pekan, lokasi semburan menjadi hanya tujuh titik. Namun, tujuh titik tersebut kerap berpindah. Biasanya, sebelum semburan aktif lagi, ada pertanda berupa bunyi gemuruh dari dalam tanah. Beberapa rumah warga juga dilaporkan mengalami kerusakan karena ada titik semburan yang lokasinya berada di dalam rumah. “Untuk saat ini kami selaku pemerintah desa, hanya bisa berjaga-jaga dan mengimbau kepada warga khususnya yang di rumahnya terdapat titik semburan untuk selalu waspada. Kalau terjadi sesuatu, kami minta langsung melapor. Pemdes juga menugaskan tim yang melakukan pemantauan termasuk di malam hari,” bebernya. Daski menambahkan, dirinya berharap ada penanganan dari pemerintah daerah, terutama dari dinas terkait. Sayangnya, hingga kemarin hasil laboratorium yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) belum ada kabarnya. Sedangkan dari PT Pertamina EP Asset III Field Jatibarang hanya menginformasikan bahwa semburan itu bukan berasal dari sumur Pertamina yang lokasinya tak jauh dari Blok Cilumbu dan Gudang, karena jenis gas-nya berbeda. Sementara untuk penanganan semburan, sampai sekarang tidak ada kejelasan. Satu seorang warga Blok Cilumbu, Masduki (60) mengungkapkan, keluarganya mulai mengeluhkan sesak napas satu pekan terakhir. Sesak napas disebabkan bau menyengat dari lokasi semburan yang sudah tidak mengeluarkan air dan lumpur. Dirinya sulit menghindari bau tersebut karena lokasi semburan persis berada di dalam rumahnya. Untuk penanganan sementara, dirinya memasang pipa dari titik semburan untuk disalurkan keluar agar bau menyengat tidak terlalu kentara di dalam rumahnya. “Kami sebagai warga sangat berharap kepada pemda untuk mengatasi gas yang selalu keluar, karena sudah berdampak pada kami. Kami mulai sesak napas,” ungkapnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: