Inflasi Juli Bakal Melandai
Harga Kebutuhan Pokok Terkendali JAKARTA - Sejumlah kalangan optimistis inflasi bulan ini bakal melandai. Pertimbangannya, empat bulan berturut mengalami deflasi dan dua bulan inflasi tidak sampai menyentuh level satu persen. Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo, inflasi Juli 2015 yang bertepatan dengan momen Lebaran diprediksi tidak sampai 1 persen. \"Memang belum bisa ditebak berapa inflasi Juli. Tapi diperkirakan inflasi Juli tak akan mendekati 1 persen,\" ujar Sasmito saat dihubungi koran ini kemarin (19/7). Dia menuturkan, momen Hari Raya yang jatuh pada tengah bulan menjadi salah satu pemicu rendahnya inflasi Juli. Diakuinya, saat Lebaran harga-harga kebutuhan pokok cenderung naik. Namun, kondisi tersebut bisa berubah pascalebaran. \"Pada minggu ketiga dan keempat biasanya (harga-harga kebutuhan pokok, red) akan turun karena kebutuhan sudah menurun,\" paparnya. Selain faktor tersebut, lanjut dia, upaya pemerintah dalam menekan inflasi melalui intervensi juga terbukti efektif. Intervensi pasar yang dilakukan secara menyeluruh hingga tingkat distributor atau grosir berhasil membuat harga-harga kebutuhan pokok pada Ramadan dan Lebaran terkendali. Dengan begitu, inflasi pada Juni lalu hanya menyentuh level 0,54 persen. \"Saya menyebut usaha pemerintah luar biasa. Intervensi pasar yang dilakukan cukup signifikan. Ditambah peluang menurunnya harga pasca Lebaran, jadi inflasinya diperkirakan rendah. Sebelumnya, segala upaya dilakukan agar inflasi di bulan lebaran tidak melebihi 1 persen,\" urainya. Ekonom juga memperkirakan laju inflasi pascabulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri bakal menurun. Hal tersebut terjadi karena pemerintah telah mampu mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani mengungkapkan, angka inflasi setelah Lebaran tidak akan tinggi lagi. Seperti tahun lalu, pemerintah telah mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok sehingga kenaikan inflasi bisa dikendalikan. \"Inflasi setelah Lebaran cenderung sama seperti tahun lalu. Pada 2014 juga tidak tinggi. Tahun lalu cukup bagus inflasinya karena pemerintah bisa menjaga harga bahan pokok,\" katanya. Namun, Aviliani tetap mengingatkan pemerintah agar tetap menjaga belanja pada semester II 2015. Rencananya, pemerintah akan menggeber belanja untuk mendorong pembangunan infrastruktur. Sebab, sebagian besar bahan baku infrastruktur adalah impor, ada kemungkinan membuat rupiah melemah karena kebutuhan dolar AS akan meningkat. \"Nilai tukar harus dijaga supaya belanja pemerintah berkualitas, namun tetap sejalan dengan nilai tukar yang stabil. Jadi, menurut saya kontribusi terbesar adalah menjaga nilai tukar agar dampak pada inflasi tidak terlalu melonjak naik,\" tutupnya. (ken/dee/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: