Sebagian Pelanggan Sudah Teraliri

Sebagian Pelanggan Sudah Teraliri

CIREBON – Krisis air tampaknya akan segera berakhir. Setelah lima hari menunggu, kini sebagian pelanggan PDAM Kota Cirebon sudah teraliri air. Direktur Umum PDAM Kota Cirebon Sofyan Satari mengaku bersyukur sudah ada sebagian pelanggan PDAM yang kembali normal teraliri air. Meski tidak menutup kemungkinan banyak yang belum. “Alhamdulillah sebagian pelanggan ada yang sudah nyala (ngocor). Tapi ada juga yang belum,” ujarnya, Kamis (5/8). Kondisi ini terjadi karena air sudah dialirkan ke pipa secara perlahan. Sambil membuang angin yang terjebak di dalam pipa melalui blow off. Di lokasi pipa yang pecah karena efek water hammer pun sudah tersambung. Hanya masih terus dipantau kemungkinan terjadinya kebocoran pada lokasi di sekitar sambungan pipa. “Air sudah mengalir, tapi belum maksimal,” terangnya saat memantau pelaksanaan pembagian air melalui mobil tanki di daerah Pilang. Menurutnya, secara target penanganan sudah terpenuhi. Pada tanggal 4 Agustus pemasangan sudah dilakukan. Malam ke empat dilakukan uji coba pelayanan. Kemudian di hari kelima pipa sudah dilalui air, sambil terus dipantau kondisinya. Perkiraan pulih total adalah sepuluh hari mulai dari sejak terjadinya ledakan pipa di Plangon. “Mudah-mudahan bisa lebih cepat,” ujarnya. Pria yang akrab disapa Opang ini menjelaskan untuk mempercepat normalisasi distribusi air, pelanggan diminta membuka kran. Sehingga angin-angin yang terjebak di dalam pipa bisa segera dibuang keluar. Sedangkan penanganan perusahaan bagi karyawan yang menjadi korban di sumur pengumpul Cipaniis, lanjut Opang, kewajibannya segera diselesaikan. Mulai dari tunjangan hari tua, pensiun dan asuransi. Pada prinsipnya semua pengurusan administrasinya disegerakan. Kemudian karena korban meninggal dalam tugas diberi penghargaan kenaikan satu tingkat dari sebelumnya, semacam anumerta. “Sebagian sudah diserahkan, seperti dari Jamsostek. Sebagian lain proses administrasinya tengah diselesaikan,” terangnya. Adapun soal pendistribusian air melalui mobil tanki, sampai dengan saat ini masih berjalan. Menggunakan sembilan mobil tanki dikirim ke sejumlah titik sesuai penjadwalan. Kesembilan mobil itu bukan seluruhnya milik PDAM Kota Cirebon, karena hanya 3 unit. Selebihnya 2 unit bantuan dari PDAM Kuningan, 1 unit dari PDAM Kabupaten Cirebon, dan 3 Unit dari Kabupaten Majalengka. “Mobil tanki berisi air masih terus keliling ke rumah warga,” ucapnya. Dia menambahkan selain meminta maaf kepada pelanggan atas terjadinya gangguan, juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mempercepat pelayanan. Termasuk masyarakat pelanggan yang telah membuka kran demi mempercepat proses pemulihan. Terpisah, ditemui di kediamannya di kawasan Perumnas, Direktur Teknik Sri Supanti menjelaskan, Rabu malam pukul 24.00 berhasil tersambung. Aliran air pun sudah dibuka, dilakukan secara bertahap. Sampai pukul 02.00 WIB dini hari, debit airnya baru 40 persen. Karena itu belum semua pelanggan teraliri. Pagi kemarin dipasang bantalan di lokasi pipa yang disambung untuk dudukan. “Pukul 12.00 pemasangan dudukan itu sudah selesai,” ucapnya. Perempuan yang akrab disapa Panti ini menyebutkan, persentasi bukaan aliran air pun terus dinaikkan. Dari 40 persen ke 50 persen secara bertahap terus sampai 100 persen. Sehingga mulai malam sampai besok (hari ini) air mengalir sampai ke titik-titik yang jauh dari pipa induk. Sampai kondisi normal seperti sebelum terjadinya gangguan. “Harapan kami besok (hari ini, red) normal. Karena itu tanki hari ini masih terus jalan. Di rumah saya sendiri sih belum nyala airnya,” akunya. Untuk itu, sambung Panti, dimohon bantuannya kepada masyarakat pelanggan untuk menginformasikan sudah sampai mana air PDAM mengalir. Sementara itu, Direktur PDAM Kota Cirebon Drs H Wiem Wilantara membenarkan pihaknya telah melakukan beberapa kali percobaan mengalirkan air dari sumur utama yang terletak di Kabupaten Kuningan. “Air secara bertahap sudah kita alirkan sejak pukul 18.30 kemarin malam (4/8), karena pada pukul 15.00 pipa sudah selesai terpasang tinggal sedikit perbaikan terutama pengecoran pipa agar lebih kuat”, katanya saat ditemui di lokasi meledaknya pipa air Jl Plangon Kelurahan Babakan, Sumber Kabupaten Cirebon (5/8) kemarin. Disebutkan, sebagian wilayah di Kota Cirebon sudah bisa kembali menikmati aliran air PDAM. “Secara keselurahan baru wilayah Pilang, Kartini, Tuparev, Perumnas Burung yang sebagian sudah bisa kita aliri,” jelasnya didampingi Pengawas Lapangan Bagian Teknik, Ir Nedi Trisnadi. AIR SUMUR KERAMAT Tak mau larut dalam kesedihan, sejumlah warga Cangkol dan Kesunean memanfaatkan sumur keramat peninggalan Wali Songo, Sumur Bandung di daerah Kesunean Selatan sebagai alternatif memenuhi kebutuhan air bersih. Air itu sebagian untuk mencuci pakaian, piring, dan sebagian lagi untuk Mandi Cuci Kakus (MCK). Bahkan ada yang memanfaatkan untuk cadangan air minum, karena terkenal dengan kejernihanya. Yuli, warga Kesunean RT 08 RW 06  mengatakan, hampir 200 galon dan drum miik warga setiap harinya mengambil air dari Sumur Bandung. Sementara, Lukman, mengaku terbantu dengan keberadaan sumur ini, karena jika dikalkulasikan, mandi lewat air galon, sangat mahal. “Air galon sekarang ada yang Rp3 ribu hingga Rp4 ribu. Tapi sekarang sudah naik.  Warga miskin semakin terhimpit hanya untuk mendapatkan air bersih. Alhamdulillah dengan adanya Sumur Bandung kebutuhan warga bisa terpenuhi secara gratis,” katanya. Terpisah, Asep warga Cangkol RT 02 RW 06 mengaku air PDAM, sejak pagi sudah ngocor, namun masih bau amis, dan tidak layak dikonsumsi. “Saya masih khawatir adanya bau amis, jadi sebagian besar saya buang. Padahal sejak pagi sengaja saya kumpulkan untuk cadangan, tapi karena masih bau amis, ya dibuang lagi ke selokan,” kata dia. Namun, Yuda warga Kesunean RT 07 RW 07 mengaku sama sekali belum mengocor. “Saya bersama anak cari alternatif mencari air bersih di Sumur Bandung ini,” ujarnya. (hen/jun/ung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: