Isi Masa Orientasi Siswa dengan Pemberian Santunan

Isi Masa Orientasi Siswa dengan Pemberian Santunan

APA yang dilakukan siswa MTs Ma’arif Cipakem Kecamatan Maleber patut ditiru. Sebab, mereka mengisi kegiatan masa orientasi siswa (MOS) dengan melakukan bakti sosial berupa pemberian sembako kepada warga kurang mampu. “Ini merupakan program rutin kami setiap tahun.  Dengan tujuan menumbuhkan jiwa sosial siswa sejak dini dan juga mengajak siswa untuk peduli terhadap sesame, apalagi terhadap golongan yang kurang mampu,” ucap Kepala MTs Ma’arif, Iskandar SPdI kepada Radar, kemarin (28/7). Kegiatan ini juga ditujukan untuk menepis stigma masyarakat yang beranggapan bahwa alat-alat yang dibawa siswa dalam MOS terlalu memberatkan dan bersifat hambur-hambur uang. Baksos itu dilaksanakan di Desa Giriwaringin Kecamatan Maleber. Dikatakan, yang membuat pihaknya bahagia adalah jumlah siswa yang tidak berkurang setiap tahun. Warga sekitar percaya bahwa lembaga pendidikan MTs Ma’arif mampu meciptakan siswa yang berkualitas untuk kemajuan daerahnya. Sementara itu,  Pembina OSIS MTs Ma’arif, Bagus Helmi SPd menerangkan, tema kegiatan adalah  Gali Bakat, Olah Kreatifitas dan Gapai Kualitas. Adapun jumlah total  115 orang yang berasal dari MI dan SD yang ada di Kecamatan Maleber. Mengenai tujuan kegiatan MOS sendiri adalah memperkenalkan lingkungan pendidikan baru agar siswa dapat beradaptasi dengan baik dengan sekolah baru, sistem baru, guru-guru baru serta teman-teman baru. Kemudian, mengembangkan bakat siswa, mengolah kreatifitas yang belum tereksplor dari masing-masing siswa, dan memberikan motivasi siswa dalam menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi. “Setiap tahun kami tidak pernah macam-macam dalam kegiatan MOS karena ingin mendidik anak benar-benar menjadi pintar dan berakhlak mulia,” ucap Bagus. Adapun kegiatan MOS di MTs berlangsung selama tiga hari. Kalau pun siswa harus membawa penutup kepala yang merupakan catok (topi petani) agar siswa tidak kepanasan. Dan yang lebih penting adalah mereka paham dan sadar mengenai barang tersebut merupakan barang yang berharga bagi petani dan patut dikenali. “Kami tidak pernah memberatkan siswa dengan berbagai persyaratan. Lihat saja mereka setiap hari gembira tanpa dibebani membawa apa-apa setiap hari,” tandas dia. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: