BMKG Imbau Jangan Spekulasi

BMKG Imbau Jangan Spekulasi

Hujan Beberapa Hari Terakhir hanya Hujan Lokal MAJALENGKA - Meski hujan beberapa hari terakhir mengguyur wilayah Majalengka dan sekitarnya, namun sifatnya hanya hujan lokal yang berlangsung sesaat. Bahkan, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika hal ini tidak mempengaruhi siklus cuaca kemarau panjang atau yang disebut dengan fenomena El Nino. Kepala stasiun BMKG Jatiwangi Mas Pujiono melalui petugas forecaster Bayu Satya menyebutkan, hujan yang terjadi beberapa hari terakhir tidak bisa disimpulkan sebagai pertanda bakal dimulainya kembali musim hujan. Sifatnya hanya hujan local yang terjadi tidak secara merata dan intens di seluruh wilayah. “Sampai saat ini masih memasuki musim kemarau. Kalaupun kemarin sempat terjadi hujan lokal, nampaknya tidak akan berpengaruh pada prediksi awal. Justru diperkirakan musim hujan akan terlambat, karena ada fenomena El Nino,” ujar Bayu kemarin (9/8). Menurutnya, para petani yang hendak berspekulasi melakukan tanam padi ketiga, disarankan banyak menyediakan pompa air untuk memenuhi kebutuhan pertanian. Pihaknya juga menyarankan para petani agar terlebih dahulu meminta rekomendasi tanam kepada penyuluh pertanian. Sementara itu, hujan lokal beberapa hari terakhir ini tidak menjadikan para petani memberanikan diri untuk mencoba melakukan musim tanam ketiga.  Ditambah lagi adanya fenomena El Nino yang memprediksi musim kemarau ini akan berlangsung cukup panjang. Meski demikian, sudah ada beberapa petani di kawasan tertentu yang memberanikan diri menanam padi untuk musim tanam ketiga, terutama para petani yang lahan pertaniannya di dataran sedang. Petani berharap jika ketersediaan air masih mencukupi hingga berakhirnya musim tanam ketiga. Salah seorang petani di kawasan Jatitujuh, Kanta menyebutkan, lahan pertanian di wilayah hilir memang baru saja melaksanakan panen di musim tanam kedua. Beberapa hari belakangan secara berturut-turut wilayah hilir Majalengka diguyur hujan meski tidak begitu deras. Dengan kondisi panen yang kurang begitu memuaskan, lantas para petani sempat berpikir untuk kembali melakukan masa tanam. “Kemarin waktu panen musim kedua hasilnya kurang memuaskan. Pas turun hujan, kita sempat kepikiran untuk kembali menanam padi, tapi setelah dipertimbangkan lagi dan konsultasi dengan penyuluh, akhirnya tidak ada yang berani untuk menanam karena khawatir kebutuhan airnya tidak dapat terpenuhi,” ujar dia, kemarin (9/8). Hal berbeda justru dilakukan petani di kawasan Rajagaluh, dimana tampak ada yang memulai tanam ketiga di tengah prediksi cuaca kemarau panjang. Somad, salah seorang petani di kawasan tersebut mengaku jika memang kondisi area pertanian di kawasan tersebut terbiasa melakukan tanam padi hingga tiga kali dalam setahun. Ditambah hujan selama beberapa hari terakhir, menjadikan mereka semakin berharap jika di kawasan yang cukup dekat dengan dataran tinggi ini masih bisa tercukupi kebutuhan pengairannya di sisa musim kemarau ini. Di kawasan tersebut, sebagian besar area pertanian sudah mulai ditanami tanaman padi, dengan usia yang bervariasi. Ada diantaranya yang sudah berusia sekitar dua minggu, ada yang baru ditanam beberapa hari, ada yang baru menyemai benih, dan ada yang masih membajak lahan. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: