PLTU II Butuh 320 Hektare Lahan

PLTU II Butuh 320 Hektare Lahan

PATROL–  Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tahap kedua, mengalami perubahan rencana. Kepala Bidang Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu, Rukanda mengungkapkan, pada rencana awal lahan hanya 135 hektare. Namun, kebutuhan lahan ternyata berubah menjadi 320 hektare. “Adanya perubahan tersebut, Perda 1/2012 tentang rencana tata ruang dan rencana wilayah harus direvisi. Kami akan mengkoordinasikan terkait hal ini dengan unsur terkait,” kata Rukanda, kepada Radar, Kamis (13/8). Sesuai rencana, kata dia, lokasi pembangunan berada di wilayah Kecamatan Patrol dan Sukra. Pemerintah berharap, pelaksanaan pembangunan berjalan kondusif. Koordinator tim sosialisasi proyek pembangunan PLTU II Indramayu, dari PT PLN (Persero), Danang Haryanto menjelaskan, lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTU II seluas 320 hektare. Lokasinya di empat desa, yakni Mekarsari, Patrol Baru dan Patrol Lor, Kecamatan Patrol serta Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra. “Diantara empat desa tersebut, Desa Mekarsari lahannya yang paling banyak terkena pembebasan, yakni sekitar 68 persen. Untuk Desa Patrol Baru 20 persen, Patrol Lor 0,3 persen dan sisanya Desa Sumuradem,” jelasnya saat ekspos internal untuk rencana proyek pembangunan PLTU II, bertempat di Aula kantor Kecamatan Patrol. Acara tersebut dihadiri oleh dinas terkait Pemerintah Kabupaten Indramayu, Pemcam Patrol dan Sukra serta kuwu dari pemerintah desa yang rencananya akan ditempati PLTU II. Menurut Danang, PLTU II yang akan dibangun itu berkapasitas 2x1.000 Mega Watt. Pihaknya berharap, proyek pembangunan PLTU 2 yang sudah direncanakan akan di bangun di wilayah dua kecamatan tersebut, dalam pelaksanaan pembangunannya nanti mendapatkan dukungan dari berbagai pihak serta berjalan kondusif. Dalam ekspos internal tersebut, tim sosialisasi PT PLN (Persero) juga mendapatkan masukan dari dinas terkait, pemcam dan pemdes, diantaranya analisa dampak lingkungan yang harus diperhatikan oleh PLN, baik disaat pelaksanan proyek pembangunan hingga pasca atau PLTU II sudah berproduksi. Camat Patrol, Teguh Budiarso SSos MSi berharap kepada PT PLN agar dapat memperhatikan kondisi perairan laut sekitar. Menurut Teguh, dari pengalaman PLTU I, para nelayan sekitar mengalami kerugian karena alat tangkapnya rusak akibat banyaknya batubara yang jatuh ke dasar laut. “Saat aktivitas pembongkaran dari kapal tongkang, batu bara untuk bahan produksi listrik tersebut banyak yang jatuh ke laut. Keberadaan batu bara tersebut berdampak ke nelayan. Alat tangkap ikan yang mereka tebar, tersangkut tumpukan batu bara sehingga mengalami kerusakan. Untuk PLTU II, kita berharap memperhatikan masalah tersebut,” ujarnya. (kom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: