Samai Capaian Susi Susanti

Samai Capaian Susi Susanti

PERJUANGAN Linda Wenifanetri memang patut diacungi jempol, sejak babak kedua Linda selalu berhadapan dengan lawan yang memiliki peringkat dunia lebih baik darinya. Namun Linda tak pernah menyerah dengan fakta diatas kertas, karena apa pun bisa saja terjadi di lapangan. Linda, pemain berusia 25 tahun ini nyaris saja kalah saat ia tertinggal jauh 15-20 di game kedua. Satu kesalahan saja dibuatnya, Tai lah yang bakal melesat ke semifinal. Namun perlahan tapi pasti, Linda mencoba konsentrasi dan meraih satu demi satu poin. Usahanya pun berhasil, saat angka 18-20, Tai mulai panik dan ini akhirnya membawa bencana baginya. “Saya lihat pada kedudukan 18-20, Tai banyak melakukan kesalahan sendiri, dia sudah panik. Saat itu dia ngotot maunya menyerang terus. Saat berhasil menang game kedua, pelatih berkata pada saya bahwa ini artinya saya dikasih kesempatan untuk menang dan saya mesti memanfaatkan sebaik-baiknya. Ini yang membuat saya terpacu,” ucap Linda di Istora. Pada game ketiga, Linda menguasai jalannya pertandingan dan terus memimpin perolehan angka. Didukung ribuan penonton Istora, Linda terus menekan pertahanan Tai dan akhirnya memenangkan pertandingan.“Selamat atas kemenangan Linda ke babak semifinal, perjuangan yang sangat luar biasa. Semangat terus untuk selanjutnya. Hope for the best, expect the unexpected!” ujar Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI soal kemenangan Linda. Sebelumnya, Linda Wenifanetri melaju ke babak perempat final Total BWF World Championships 2015 setelah mengalahkan Juara Dunia 2013 asal Thailand, Ratchanok Intanon. Duel dua pemain tunggal putri ini sempat diwarnai insiden dimana Ratchanok mengalami cedera pada kaki kanannya dan memutuskan mundur dengan kedudukan 26-24, 10-21, 8-5. Lolosnya Linda Weni ke babak semifinal Kejuaraan Dunia menjadi sebuah prestasi tersendiri. Dia menjadi pemain tunggal putri Indonesia pertama yang menjejak empat besar sejak 20 tahun lalu. Keberhasilan itu menyamai prestasi Susi Susanti di tahun 1995 di Lausanne, Swiss. Waktu itu, dengan pertandingan yang menggunakan sistem klasik (pindah bola) Susi dikalahkan Ye Zhaoying di semifinal.\"Percaya tidak percaya ya, sebab tunggal putri tidak ditargetkan apapun di sini,\" tutur Linda. Selain itu, keberhasilan tersebut menjadi ajang pembuktian bagi Linda jika dia memang berhak mewakili Indonesia sebagai kontestan Kejuaraan Dunia. Sejatinya, menilik peringkat di BWF, bukan Linda dua pemain terbaik tunggal putri. Adalah Adriyanti Firdasari dan Maria Febe Kusumastuti yang lolos. Tapi, dalam perjalanannya PBSI memutuskan untuk mengirimkan Febe dan Linda. \"PBSI sudah memutuskan siapa yang akan dikirim. Dengan hasil ini saya ingin membuktikan kalau saya layak dikirim ke sini karena saya sudah diberi kesempatan untuk tampil di sini,\" terang Linda. Jika nantinya Linda lolos ke final dan menjadi juara, dia akan menjadi tunggal putri pertama yang menjadi juara setelah tahun 1993. Kala itu, juara juga direbut Susi. (bam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: