Berubah Arah Jika Tak Konsisten

Berubah Arah Jika Tak Konsisten

  GP Silverstone, Lorenzo dan Rossi Bersaing dari Nol BRNO- Seperti diprediksi sebelumnya, MotoGP seri Brno Minggu (16/8) lalu adalah balapan krusial yang bakal menentukan peta persaingan di sisa musim. Sudah hampir dipastikan perebutan gelar juara dunia, kini hanya menyisakan peluang kepada duo Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Kemenangan Lorenzo di Republik Ceko mengerek namanya ke puncak klasemen pembalap menggeser posisi rekan setimnya yang berkuasa di 10 seri pembuka. Poin keduanya sama 211. Namun keuntungan ada di tangan pembalap Catalan, mengingat jumlah kemenangannya lebih banyak dari Rossi, 5-3. Dengan finis runner-up di Brno, Marc Marquez kini masih terpisah 52 poin dari dua pembalap utama Yamaha. Butuh minimal tiga kemenangan untuk bisa menguasai puncak klasemen. Tentu dengan catatan dua ujung tombak Yamaha itu gagal finis. Sebuah misi yang nyaris mustahil. Nah, jelang GP Silverstone dua pekan ke depan, persaiangan antara Lorenzo dan Rossi dimulai dari nol. Memang tidak sepenuhnya nol lantaran Lorenzo punya keuntungan lebih karena jumlah kemenangannya lebih banyak. Satu hal yang pasti, musim ini diperkirakan bakal seru sampai akhir. Kini pendulum sedang bergerak ke arah Lorenzo. Dialah penentu bagaimana gambaran klasemen di akhir musim nanti. Dilihat dari sisi konsistensi Rossi jagonya. Rekor 100 persen finis di podium belum ternoda. Faktor ini pula yang menjaganya terus bercokol sebagai pemuncak klasemen pembalap hingga paro musim pertama. Kini Lorenzo harus harus mampu mengimbangi konsistensi Rossi. Terlempar dari podium sekali saja, mimpinya jadi juara bisa buyar. “Meski sudah menang di lima balapan, kalau aku tidak bisa terus finis di podium, situasinya akan sulit untuk bertarung dengan Valentino. Jadi targetnya akan konsisten finis podium sampai GP Valencia. Merebut kemenangan ketika ada peluang,” ujar juara dunia 2010 dan 2012 tersebut dilansir Motorsport.com. Itu target dari Lorenzo. Bagi Rossi, selalu finis di podium kini sudah tidak relevan lagi. Dia harus lebih cepat dan sebisa mungkin merebut kemenangan. Paling sedikit merebut dua kemenangan untuk menyamai catatan rekan setimnya itu. “Pada dasarnya Jorge sangat cepat di segala kondisi. Jadi aku tahu untuk bersaing berebut juara dengan dia aku harus lebih kuat dan lebih cepat,” cetus Italiano tersebut. Jika ditilik dari segi konsistensi Rossi unggul, situasinya berbalik ketika keduanya diperbandingkan dalam hal kecepatan. Dari data yang dilansir Crash, berdasarkan catatan performa keduanya di Mugello, Le Mans, dan Jerez Lorenzo menunjukkan keperkasaannya di hadapan Rossi.  Jika di rata-rata Lorenzo mampu menciptakan jarak dengan Rossi sampai 1,467 detik di lap-lap awal. Jika dikombinasi di enam balapan pertama the Doctor kehilangan 0,9-2,0 detik dari Lorenzo di awal-awal lap. Pengecualian terjadi di Texas saat rider 28 tahun itu melakukan jump start. Tapi Rossi tetaplah Rossi dengan skill balapnya yang mumpuni. Di Jerez dan Mugello, setelah balapan berlangsung 60 persen jarak yang terbentang dari Lorenzo berhasil dikeprasnya sampai sampai di bawah setengah detik. Masalah utama Rossi adalah buruknya performa di sesi kualifikasi. Rata-rata dia memulai balapan satu baris di belakang Lorenzo. Dan begitu Lorenzo menemukan feel pada motornya, dia selalu berhasil meninggalkan pembalap di belakangnya dengan sangat jauh. Terakhir di Brno, rider Spaniard itu membuat Rossi tercecer sampai 10 detik lebih di belakangnya. Jika merujuk modal balap keduanya hingga seri 11 ini, peluang Lorenzo sedikit lebih besar dibandingkan dengan Rossi. Pasti tidak akan mudah. Tapi yang lebih penting bagi penonton adalah musim ini jauh lebih seru dari musim membosankan tahun lalu. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: