Perketat Pengawasan CJH di Makkah

Perketat Pengawasan CJH di Makkah

Pagi Ini 12 Kloter Menuju Makkah \"haji-2015-jp\"MADINAH - Hari ini dipastikan 12 kloter calon jamaah haji (CJH) gelombang pertama berangkat ke Madinah. Kepastian itu diungkapkan Kepala Daerah (Kadaker) Madinah Nasrullah Jasam kemarin (29/8). Menurut dia, 12 kloter itu adalah kloter pertama yang sudah menyelesaikan ibadah arbain di Masjid Nabawi. Ibadah Arbain merupakan ibadah salat 40 waktu berturut-turut dengan imam Masjid Nabawi. Untuk memastikan seorang jamaah sudah menyelesaikan arbain, kata Nasrullah, pihaknya telah meminta rekapan dari petugas bayang tarhil di hotel dan petugas pemandu haji Indonesia (TPHI) yang mencatat perlaksanaan arbain di tiap-tiap kloter. “Nantinya akan kita kroscek antara dua data itu. Kalau sudah sesuai dengan jumlah arbain, ya jamaah bisa diberangkatkan ke Makkah,” tuturnya. Menurut dia, karena pemberangkatan jamaah ke Makkah dibatasi waktunya, maka jamaah harus dipersiapkan matang. Batas waktu itu adalah dari setelah Subuh sampai pukul 18.00 WAS. “Di Bir Ali dibatasi hanya 3 ribu orang yang boleh masuk masjid. Itupun dari berabagai engara. Jadi kami persiapkan jamaah berangkat setelah subuh, sehingga bisa mengambil slot pagi hingga sore,” katanya. Yang menjadi masalah adaah jamaah yang belum selesai arbain hingga duhur atau magrib. “Di sini aturannya tidak boleh melakukan perjalanan ke Makkah setelah magrib. Sehingga jamaah harus bersabar dulu untuk menunggu subuh. Kan nggak apa-apa nambah ibadah di masjid Nabawi Isya dan Subuh,” katanya. Agar jamaah tidak kerepotan saat ihram, Nasrullah meminta, agar jamaah mulai mengenakan pakaian ihram di hotel. Jadi jamaah mandi dulu, baru mengenakan kain ihram. Bagi laki-laki tanpa berjahit, sedangkan bagi perempuan bebas tapi harus menutupi aurat kecuali telapak tangan dan muka. “Kalau mandi dan pakai ihramnya di masjid bir Ali akan susah karena jumlahnya ribuan, belum lagi harus bercampur dengan jamaah lain,” katanya. Jadi masjid yang ibangun menantu Rosulullah tersebut jamaah hanya salat sunat dua rakaat, lalu niat ihram umrah. Jangan lupa niat ihram umrah di Bir Ali, karena ini tempat miqat terakhir dari Madinah. “Kami akan pastikan jamaah telah melakukan ibadah dengan baik. Seperti mengenakan ihram, salat, dan niat umrah,” ujarnya. Karena itu, tadi malam pihak Daker telah menyosialisasikan kepada jamaah yang siap berangkat ke Makkah. Selain itu, yang diimbau oleh pihak Daker Madinah, agar jamaah tidak membawa tas yang banyak di bus. Hanya tas paspor yang dikalungkan, tas tenteng satu, dan satu koper. “Kalau ada tas lebih akan didata dan dinaikkan truk tersendiri ke Makkah,” tuturnya yang menegaskan aturan bagasi bus di Arab sangat ketat. Sementara itu, Kabid Transportasi panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid telah menyiapkan 8-9 bus setiap kloter untuk mengantar jamaah ke Makkah. Bus tersebut dari Naqobah (organda Arab Saudi). Meski tidak terlalu mewah, namun layak untuk jarak jauh. Jarak yang ditempuh Madinah-Makkah sekitar 450 km dengan waktu tempuh sekitar 6-7 jam. “Sampai di Makkah akan diperiksa kelengkapan imigrasinya baru ditempatkan di pemondokan,” ujarnya. Setelah itu, jamaah bisa melakukan umrah qudum (umrah kedatangan). Menurut informasi dari Makkah, hotel yang akan ditempati jamaah paling jauh 2.010 meter dan yang terdekat 663 meter. Hotel terjauh itu ada di sektor 7. Sedangkan di sektor 8 ada satu kompleks dengan jarak 950 meter. Di Makkah ini memang ada hotel yang jauh dari Masjidil Haram. Untuk jamah yang tinggal di hotel paling jauh disediakan bus salawat yang beroperasi 24 jam. Selama di Makkah, jemaah akan diawasi semaksimal mungkin selama di pemondokan, dalam perjalanan ke tempat ibadah, dan di tempat ibadah itu sendiri. \"Pemondokan harus ada CCTV, tenaga keamanan, supaya kejahatan di pemondokan bisa diminimalisasi,\" tutur Kasi Perlindungan Jamaah Jaetul Muchlis Basyir di Makkah. Petugas PPIH telah menyediakan angkutan bus salawat untuk melayani jamaah yang hendak pulang dan pergi penginapan-Masjidil Haram. Berikut pembagian terminal pemberhentian/pemberangkatan yang disesuaikan dengan posisi penginapan jamaah setiap sektor. Yaitu Terminal Mahbas Jin untuk jamaah dari sektor 1,2, 3, sebagian 4. Terminal Dari Syib Amir untuk jamaah dari sektor 5,6, dan sebagian 4. Terminal Dari Misfalah untuk jamaah dari sektor 9. Sedangkan untuk sektor 7 dan 8 tidak disediakan bus salawat karena jarak penginapannya di bawah 2 ribu meter. Halte-halte untuk menunggu bus disediakan tidak jauh dari penginapan jemaah. Petugas akan menyediakan tanda berupa bendera merah putih, begitu juga busnya akan ditempeli stiker merah putih dan corak warna berbeda yang menunjukkan rutenya. Sedangkan jamaah diberi kartu dengan warna sesuai bus yang harus dinaiki. Juga nomor dan nama halte. \"Pengamanan transportasi mencakup perjalanan ibadah jamaah haji ke Masjidil Haram melalui 11 rute dengan lebih dari 30 halte,” tuturnya. Letkol dari TNI AU ini mewanti-wanti kepada jamaah yang dengan sengaja tidak menggunakan bus salawat untuk waspada. Baik yang menggunakan transportasi umum, taksi, atau berjalan kaki. \"Waspada di kamar mandi umum, terminal umum, kendaraan umum,\" ujarnya. Sedangkan pengamanan di Masjidil Haram diserahkan pada sektor khusus. Petugas dari sektor khusus ini akan berjaga 24 jam yang dibagi dalam 2 shift untuk melindungi jamaah haji Indonesia dari kejahatan atau membantu jemaah yang tersesat. \"Kami punya tekad niat membantu jamaah. Sektor khusus adalah sektor membantu melayani, membimbing, melindungi di Masjidil Haram,\" tutur Kepala Sektor Khusus Slamet Budiono kepada tim MCH. (end)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: