Hanya Sibuk dalam Kasus Remeh Temeh

Hanya Sibuk dalam Kasus Remeh Temeh

LSM yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menyambut baik kabar pencopotan Komjen Budi Waseso (Buwas). Koalisi menyebut Buwas selama ini tak sekadar membuat kegaduhan yang menyebabkan terganggunya perekonomian, tapi juga menebar teror ketakutan lembaga negara. “Mulai dari KPK, Komnas HAM sampai yang terakhir kemarin Komisi Yudisial,” ujar Yulius Ibrani, dari YLBHI.Teror ditebar dengan cara menjadikan para pejabat lembaga negara sebagai tersangka. Ironisnya dari penanganan perkara yang berkaitan dengan pimpinan lembaga negara itu tak jelas arahnya. Dalam catatan YLBHI sudah ada 4 pimpinan lembaga negara yang dijadikan tersangka. Yakni Abraham Samad, Bambang Widjojanto (keduanya mantan pimpinan KPK) dan Suparman Marzuki dan Taufiqurahman Syahuri (keduanya pimpinan KY). Tak hanya itu ada tiga pejabat negara yang juga dijerat kasus pidana yang terkesan bentuk kriminalisasi. Yulius mengatakan puluhan orang juga terancam dijerat kasus pidana. Mereka mayoritas orang-orang yang selama ini aktif dalam gerakan anti korupsi. “Mereka itu di antaranya 21 penyidik KPK dan 5 dosen serta penggiat anti korupsi,’’ jelasnya. Sementara itu Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar mengatakan sebenarnya sudah lama publik mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Budi Waseso. “Dukungan publik itu terlihat dari petisi yang sudah ditandatangani lebih dari 19 ribu orang,’’ ujar Dahnil. Ada banyak alasan yang bisa digunakan Presiden untuk mencopot Budi Waseso. Budi kerap berbeda pendapat bahkan terkesan tak menghiraukan arahan presiden. Dalam menjalankan tugasnya, Budi Waseso juga memprioritaskan perkara yang remeh-temeh. “Kasus-kasus korupsi tidak ada yang tertangani dengan baik,” ujarnya. Kejadian terakhir yang menimbulkan kesan Budi Waseso senang menimbulkan kegaduhan ialah pernyataannya terkait capim KPK yang akan ditetapkan sebagai tersangka. Pernyataan itu diralat dan hingga kini memang tidak ada satu pun capim KPK yang ditetapkan tersangka. (gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: